Ancaman Demoralisasi dalam Proses Pendidikan di Indonesia

Oleh : Hartanto Boechori.

Ancaman demoralisasi dalam sektor pendidikan harus menjadi perhatian serius dalam melahirkan generasi berkualitas. Pendidikan merupakan proses dalam mencerdaskan generasi yang berkualitas, karena pendidikan memegang peranan penting dalam mewujudkan pembangunan bangsa.

Kemajuan sebuah negara tidak cukup hanya dengan memiliki konsep pemikiran baik dan memiliki daya intelektual tinggi. Namun akhlak maupun kepribadian adalah pondasi utama dalam pengelolaan negara d dengan baik.

Pembentukan karakter generasi bangsa yang baik, semuanya perlu dilakukan dan dikembangkan sejak dari bangku sekolah.

Dunia pendidikan menengah seperti SLTA atau Madrasah Aliyah (MA) mempunyai peran mengejawentah kader atau anak bangsa yang potensial dan berjiwa Nasionalisme tinggi.

Dari tingkat pendidikan menengah inilah kepribadian siswa ditempa untuk menjadi generasi bangsa yang berjiwa Nasionalisme tinggi dan bukan sebaliknya menjadi “pribadi perusak”. Begitupula di tingkat perguruan tinggi, lebih spesifik berorientasi pada asoek intelektualitas dan keahlian.

Seluruh stake holder dunia pendidikan, khususnya pendidikan menengah mempunyai tanggung jawab moral dalam menciptakan kader anak bangsa potensial. Menempa siswa menjadi pribadi-pribadi yang benar-benar berguna bagi Nusa Bangsa kita.

Itulah yang menjadi alasan utama saya meluangkan waktu memenuhi undangan Ketua Komnas Pendidikan Jawa Timur, Kunjung Wahyudi, untuk mendiskusikan beberapa permasalahan krusial di dunia prndidikan menengah, khususnya di Jawa Timur.Diskusi dikakukan di Café Hotel Tunjungan Surabaya, Senin (20/6/2022).

Walau sebenarnya saya masih harus menjaga kesehatan saya. Seminggu sebelumnya jantung saya baru “naik pangkat” menjadi “Mayor Jenderal”, demikian anekdot atau istilah miring pemasangan 2 ring jantung. Senin 13/6, jantung saya dipasang 2 ring jantung. Ada penyempitan di pembuluh darah jantung saya yang sisi kanan.

Ada beberapa hal krusial menghadang anak didik kita, Generasi penerus Bangsa kita terancam demoralisasi, dirusak moral kepribadiannya dengan “dicekoki paham pembodohan” menjadi pribadi-pribadi perusak, pembenci, radikal, intoleran dan anti Nasionalisme. Sekurangnya di beberapa sekolah telah terindikasi kuat anak didik kita disusupi paham anarko/anarkisme, paham radikalisme dan intoleransi serta dirusak mental serta moralnya dengan narkoba.

Permasalahan ini bukan sekedar kemungkinan atau rasa was-was saja. Kunjung Wahyudi bahkan telah didatangi aparat penegak hukum berwenang dan diperlihatkan data intelijen. Ada beberapa kelompok tertentu berupaya “memprogram” siswa dengan cara “cuci-otak/brain wash”, merusak moralnya menjadi berpola-pikir sempit yang pada intinya menjadi “berpola pikir bodoh”.

Dari bincang-bincang “seriosa” (serius tapi santai) itu, saya bersepakat untuk komitmen untuk mendukung program Ketua Komnas Pendidikan Jawa Timur itu meningkatkan kewaspadaan semua pemangku jabatan di jajaran Dinas Pendidikan Jawa Timur serta semua pihak terkait termasuk Kepala Sekolah dan jajaran serta para orang tua/wali murid. Ketua Komnas Pendidikan Jatim berencana akan melakukan safari ke semua Kabupaten/Kota di Jawa Timur ihwal sosialisasi intensif terpadu.

Jurnalis anggota Persatuan Jurnalis Indonesia (PJI) akan mendukung dari sisi publikasi. PJI juga akan melaksanakan program pembelajaran jurnalistik di sekolah-sekolah di Jawa Timur, baik berbentuk diklat, pelajaran ekstra kurikuler maupun intra kurikuler dan bentuk lainnya. Saat ini penandatanganan Memory of Understanding (MOU) telah dipersiapkan.

*Penulis adalah Ketua Umum Persatuan Jurnalis Indonesia (PJI).