Arahan Kang Yoto di Akhir Jabatan Bupati Bojonegoro

Bojonegoro, suryanasional.com – Suyoto menyampaikan salam perpisahan sebelum mengakhiri masa jabatannya sebagai Bupati Bojonegoro pada 12 Maret 2018 mendatang. Di acara Last Briefing arahan terakhir Kang Yoto yang dihadiri para pejabat Pemkab dan masyarakat Bojonegoro, Sabtu (9/3/2018), Suyoto nengucapkan terima kasih dan permohonan maaf.

Hampir sepuluh tahun menjabat Kang Yoto mendapatkan berbagai pelajaran, yang ia pelajari selama ini. Dalam pidatonya ia menyampaikan arahan terakhir masa jabatannya. Ia memahami hakikat pembangunan yang sebenarnya.

“Ternyata esensi pembangunan adalah membangun kapasitas bersama, menemukan masalah, merumuskan solusi, memilih prioritas, dan menyelesaikan masalah bersama-sama,” kata Kang Yoto.

Kemudian dengan adanya masalah dan juga keterbatasan anggaran, sebagai solusinya harus melalui kolaborasi. Kolaborasi ini karena saling percaya, dan akan terjadi jika ada ruang komunikasi yang efektif. Membuka ruang komunikasi, tatap muka media lain.

“Seperti adanya dialog interaktif, laporan melalui sms, transparasi birokrasi, dan kontrol kinerja pemerintah,” kata dia.

Kang Yoto pada arahan terkahirnya berpesan, adanya kolaborasi pembangunan dan peningkatan kapasitas bersama, seluruh stakeholder yang ada dapat menjadi satu mata rantai yang terkoneksi. Adanya spirit bersama, saling memberi, pemerintah yang melayani rakyat, bukan malah pemerintah yang minta dilayani rakyat.

“Menciptakan suasana saling menghargai, perbedaan dapat diolah, jangan sampai menjadikan sebuah perpecahan.
Sebuah kolaborasi dan sinergi, dengan menyadari bahwa masalah yang ada, merupakan masalah bersama yang harusnya diselesaikan bersama.

“Menumbuhkan kepercayaan diri, menstimulasi kepercayaan diri rakyat. Untuk berani bermimpi dan memiliki harapan. Membangun budaya berkemajuan, seni berkompetisi, membuat konsensus, menghargai hak asasi manusia, dan berbudaya luhur,” tutur dia.

Selanjutnya, pesan Kang Yoto adalah Melembagakan ide-ide dan itensi, melahirkan produk hukum yang tidak melanggar aturan dan adil bagi semua, serta sinkronisasi anggaran.

“Yang terakhir adalah menyediakan landasan, dengan menciptakan perasaan kolektif milik semua, membangun Bojonegoro juga berarti kita membangun harapan baru bagi bangsa,” jelas Kang Yoto.

Bupati yang menjabat dua peridode itu juga menambahkan, jika sebenarnya di masa awal jabatannya, ia takut akan dibentuk oleh kekuasaan, kemudian ia mengira ia yang akan mempengaruhi kekuasaan, ternyata ia lah yang dipengaruhi oleh kekuasaan.

Misalnya ia harus dapat berkompromi dengan banyak orang, terkadang ia pun harus mengalah untuk tidak memaksakan kehendak.

“Menurut saya, 60 persen saya sadar bahwa saya mempengaruhi kekuasaan, 40 persen saya yang dikuasai. Karena saya, lingkungan birokrasi dan rakyat ini saling mempengaruhi. Dan akhirnya saat ini saya sadar pembangunan itu bergerak bersama untuk masa depan yang lebih baik,” ungkap dia.

Bagi dirinya memimpin bukan hanya memimpin, namun memimpin adalah bagaimana berkehendak, berniat, dan memelihara niat. Terutama juga bagaimana mencintai.

Di akhir untaian pesannya, Kang Yoto mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah menjadi kawan seperjalanan selama 10 tahun memimpin Kota Bojonegoro.

“Mas Hartono, wabup yang telah menjadi senior sekaligus menjadi kawan saya, saya tidak akan seperti sekarang ini, tanpa orang-orang hebat di sekitar saya, baik yang dekat maupun yang jauh,” tutup Kang Yoto.(Lex/red)коммерческое ранжированиеofficielлучшесайтов поддержка россия