HIKMAH DIBALIK MEWABAHNYA PENYAKIT PANDEMIK COVID-19, MAKA MUNCULNYA INOVASI ANAK BANGSA

Oleh : Djati Walujastono

Terjadinya musibah penyakit pandemik Covid-19 di Indonesia, akan mempengaruhi berbagai aspek kehidupan, diantaranya aspek kesehatan, sosial-budaya dan ekonomi. Tetapi dibalik kesulitan sekarang ini pasti akan muncul kemudahan yang lain, seperti firman Allah: “Karena sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan.” (QS. Alam Nasyroh: 5).

Demikian juga dalam Hadits seperti dibawah ini: Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Bersama kesulitan, ada kemudahan.”

Demikian walaupun telah terjadi penyakit pandemik virus corona di Indonesia, akhirnya juga bermuncullah berbagai penelitian dan inovasi anak bangsa. Lembaga penelitian, universitas, industri libang, perusahaan swasta dan stake holder yang lain turut serta bersama-sama berkontribusi untuk pencegahan serta penangganan virus Corona atau Covid-19.

Mereka diantaranya adalah :

Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS)

Seperti apa yang dilakukan oleh Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya yang mengandeng Rumah Sakit Universitas Airlangga (RSUA), yaitu menciptakan Disinfection Chamber (bilik sterilisasi), Portable Isolation Room (Ruang Isolasi Portabel), Portable Hospital (PORTAHOS), Robot Pelayanan Pasien dan Robot Ventilator.

Dimana Disinfection Chamber ini berbeda dengan yang lain, yaitu alat ini bekerja dengan menggunakan ozon (O3). Metode ini lebih aman jika dibandingkan dengan metode penyemprotan cairan kimia disinfektan. Dimana peralatan ini prinsipnya hanya mengubah oksigen yang terdapat di udara menjadi ozon.

Sedangkan Ruang isolasi Portable ini, mempunyai kriterianya murah, cepat, mudah dan tentu mengikuti persyaratan teknis ruang isolasi. Ruang isolasi ini akan dikembangkan dalam aspek teknis interior, eksterior, dan aspek teknik prasarana (Anteroom, Pencahayaan, AC, dan Exhaust fan, dan High-efficiency particulate air/HEPA filter). Anteroom disini dirancang untuk memberikan “air-lock” antara pasien menular dan pasien tidak menular atau pasien umum dan tenaga medis lain yang bertugas. HEPA filter diperlukan di ruang isolasi untuk pemurnian udara. Tujuannya agar virus, bakteri, dan partikel buruk di udara lainnya tidak cepat menyebar dan berkembang biak.

Sedangkan Rumah Sakit Portable (PORTAHOS) bentuknya seperti tenda, dimana desainya terispirasi dari seni melipat kertas yang memiliki fleksibilitas, dan kekokohan yang tercipta akibat lekukan-lekukan yang saling bertemu dan mendukung. Desain PORTAHOS ini dirancang untuk mengantisipasi jika jumlah pasien yang terkena virus Covid-19 melebihi kapasitas rumah sakit setempat.

Robot pelayanan pasien virus Covid-19 ini didesain untuk meminimalkan kontak antara pasien yang kena Covid-19 dengan tenaga medis selama perawatan. Robot ini dioperasikan oleh tenaga medis dari jarah jauh untuk berbagai keperluan misalnya mengantar pakaian, makanan, serta peralatan lain yang akan digunakan untuk pasien Covid-19. Dan juga dipakai untuk mengecek kondisi pasien dengan menggunakan kamera yang dipasang di Robot tersebut dan juga bisa juga untuk berkomunikasi dengan pasien menggunakan fitur audio.

Robot Ventilator ini didesain untuk ventilator yang bersifat sederhana, murah sehingga bisa disebut Simple and Low Cost Mechanical Ventilator. Dalam pengembangan robot ini akan didampingi oleh Balai Pengaman Fasilitas Kesehatan (BPFK) Surabaya. Sehingga diharapkan dalam pengembangannya dapat sesuai standar kesehatan yang ada. Robot ventilator ini memiliki beberapa fitur pengaturan seperti Respiration Rate, Inspiration/expiration Ratio, Tidal Volume, Positive End-Expiratory Pressure (PEEP), dan Peak Inspiration Pressure (PIP). Bila sudah diproduksi massal maka robot ventilator ini bisa dipatok harga sekitar 20 jutaan per unit.

Institut Teknologi Bandung (ITB)

ITB bekerjasama dengan YPM Salman ITB dan Fakultas Kedokteran Universitas Penjajaran mengembangkan ventilator Portable Continuous Positive Airway Pressure (CPAP). Ventilator darurat ini dinamakan Vent-I (ventilator Indonesia).

Dimana pada presentasi awal terdapat tiga fungsi yang didemonstrasikan, yaitu CPAP, Continuous Pressure Control (CPC), dan Synchronize Pressure Control (SPC). Dan akhirnya Ventilator Portable CPAP ini berhasil lolos uji oleh Balai Pengamanan Fasilitas Kedokteran (BPFK) Kementrian Kesehatan pada tanggal 21 April 2020. Peralatan ini dinyatakan lolos uji untuk semua kriteria uji sesuai dengan standar SNI IEC 60601-1:204: Persyaratan Umum Kesalamatan Dasar dan Kinerja Esensial dan Rapidly Manufactured CPAP Systems, Document CPAP 001, Specification, MHRA, 2020. Vent-I adalah merupakan alat bantu pernapasan bagi pasien Covid-19 pada gejala klinis tahap 2, bukan diperuntukkan bagi pasien ICU.

Universitas Indonesia (UI)

Sedangkan Universitas Indonesia mengembangkan riset dan inovasinya diantaranya adalah bilik disinfeksi berbasis ultraviolet, alat ultraviolet disinfeksi peralatan medis, alat pelindung diri (APD), instrument test cepat Covid-19, suplemen peningkatan imunitas tubuh untuk mencegah Covid-19, dan Ventilator berbasis Sistem Pneumatik.

Bilik disinfeksi berbasis ultraviolet dikembangkan oleh tim peneliti FT, FK, FMIPA, Sekolah Lingkungan (SIL), RSUI dan Research Center for Biomedical Engineering (RCBE). Alat ultraviolet disinfeksi peralatan medis dibuat gabungan FMIPA, FK, RSUI, SIL dan Indonesia Medical Education and Research Institute (IMERI). APD dan instrument test cepat Covid-19 karya dari FT, FK, dan RSUI. Suplemen peningkatan imunitas dikembangkan oleh Tim gabungan FT, FK, dan RCBE. Sedangkan Ventilator Transport Lokal Rendah Biaya Berbasis Sistem Pneumatik dinamakan COVENT-20. Ventilator yang bermode CPAP yang digunakan khusus pasien PDP Covid-19 yang masih sadar. Sedangkan Ventilator yang bermode Continuous Mandatory Ventilation (CMV) dan dilengkapi PEEP dipakai untuk pasien positip Covid-19 dengan gejala pneumonia berat yang tidak dapat mengatur pernapasan.

Universitas Gajah Mada (UGM)

Universitas Gajah Mada telah yang bekerja sama dengan Toyota, industri lokal Yogjakarta, dan Rumah sakit Sarjito telah mengembangkan Ventilator yang digunakan pasien terinfeksi virus Covid-19.

Dalam pengembangan Ventilator ini rencananya akan membuat 3 jenis Ventilator. Ketiga jenis Ventilator tersebut adalah versi fully featured ventilator (high end), versi low cost, dan versi ambu bag conversion. Dimana ventilator ambu bag dan tanpa ambu bag pembuatannya sangat murah sehingga bisa diproduksi secara massal serta mudah dapat di akses oleh Rumah Sakit maupun Puskesmas. Dimana ambu bag ini merupakan alat kesehatan yang memiliki fungsi untuk membantu memperlancar pernapasan.

Alat ini terdiri dari bag yang berfungsi memompa oksigen, serta valve atau pipa berkatup dan masker yang berfungsi menutup mulut dan hidung.
Kemudian Rumah Sakit Akademik (RSA) UGM telah meluncurkan GAMA Sampling Chamber. Bilik sampling ini untuk mengambil uji swab bagi mereka yang terpapar virus Covid-19. Sementara sebulan yang lalu di Yogjakarta hanya ada satu tempat pemeriksaan Polymerase Chain Reaction (PCR) atau test swab yang sesuai standar. RSA UGM mengembangkan layanan drive thru dan mobile, sehingga diharapkan membantu pemeriksaan yang terpapar virus Corona akan lebih efisien.

Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT)
Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi juga mengembangkan Ventilator Portable yang diperuntukkan untuk pasien yang terpapar virus Corona non Intensive care (ICU). Dimana Ventilator Portable ini berbasis bagging bag atau yang umum dikenal dengan Ambu Bag. Peralatan ini mengadopsi desain open source ventilator yag dikembangkan di Eropa dengan beberapa modifikasi untuk menyesuaikan material dan komponen yang ada di Indonesia. BPPT juga menambahkan inovasi dan modifikasi untuk memaksimalkan fungsi dari Ventilator Portable ini. Yaitu menambahkan pengamanan (over pressure relief valve), penambahan kapasitas tekanan PEEP sekitar 10-20 cm H2O, dan penambahan pengaturan fraksi gas oksigen (FIO2) yang mendukung sistem multi ventilator.
Dan juga BPPT sebagai koordinator Task Force Riset dan Inovasi Teknologi untuk penanganan Covid-19 (TFRIC19), dimana TFRIC19 terdiri dari berbagai pemangku kepentingan, misalnya perguruan tinggi, sektor industri, dan Industri Litbang dll. Diantaranya TFRIC19 mengembangkan Non-PCR Rapid Diagnostik, PCR Test Kit, Laboratorium Uji PCR dan sequencing. Penguatan Sistem Informasi dan Aplikasi Artificial Intelligence/AI (Kecerdasan Buatan) juga dikembangkan oleh TFRIC19. Kemudian TFRIC19 juga menyiapkan Analisis dan Penyusunan Data Whole Genome Covid-19 Origin orang Indonesia yang terinfeksi, dan menyiapkan Prasarana dan Penyediaan Logistik Kesehatan untuk Penguatan Kemampuan Penanganan Covid-19.

PT. Tata logam Lestari

Dimana PT. Tatalogam Lestari yang bergerak di bidang baja ringan, telah meluncurkan sebuah inovasi yang bisa menghambat penyebaran pandemik virus Covid-19. Perusahaan tersebut memproduksi baja ringan antivirus yang bisa menangkal berbagai bermacam virus dan bakteri berbahaya termasuk virus Corona yang saat ini telah mewabah di dunia. Menurut perusahaan tersebut inovasi baja ringan antivirus tersebut telah dilapisi cairan anti virus khusus yang dapat menyumpat pori-pori baja ringan tersebut sehingga virus atau bakteri tidak dapat berkembang biak di permukaan baja ringan.

Produk baja ringan anti virus tersebut dinamakan Nexalume Antivirus dan Sakura Truss Avico. Yang mana bahwa Nexamuume antivirus adalah baja ringan yang sudah dilapisi cairan antivirus, dan di coating 3 kali dengan nano-coating. Nexalume antivirus merupakan bahan baku yang bisa digunakan berbagai macam keperluan seperti meja peralatan medis dan tarnsportasi umum yang rawan dihinggapi dan tempat menjadi tempat berkembangnya virus penyakit pandemik. Sedangkan baja ringan Sakura Truss Avico rangka atap baja ringan yang sudah dilapisi anti virus.

Gojek dan Halodoc

Gojek dan Halodoc bekerjasama dengan Kementrian Republik Indonesia, telah meluncurkan inovasi layanan telemedicine Check Covid-19 untuk membantu penanganan virus Corona.

Layanan konsultasi online telemedicine tersebut didukung oleh lebih dari 20.000 dokter berlisensi dan berpengalaman di dalam ekosistem Halodoc. Layanan telemedicine Check Covid-19 dari Halodoc tersedia dalam bentuk shuffle card di aplikasi Gojek. Dengan aplikasi ini, pengguna bisa berkonsultasi mengenai gejala kesehatan dan melakukan self assessment terkait Covid-19. Apabila ada dugaan tertular Covid-19, maka dokter dari Halodoc berupaya melakukan penanganan dengan tetap supaya pengguna stay home, dan obat akan diresepkan kemudian akan diantar oleh Gojek. Jika membutuhkan penanganan dan tindakan lebih lanjut, maka dokter dari Halodoc akan merujuk ke rumah sakit rujukan.

Ditengah pandemic penyakit Covid-19 saat ini, pasti ada peluang atau kesempatan/opportunity bagi pelaku usaha mengembangkan bisnisnya. Maka
dari itu perguruan tinggi, lembaga penelitian, industri litbang, dan pihak swasta, di saat-saat seperti ini, kuncinya adalah optimism, kreativitas, dan berinovasi.

ProfilePenulis:

  • Ketua Dewan Riset Daerah (DRD) Blora
  • Staf Khusus Bupati Blora, bidang Iptek, Pengentasan Kemiskinan, Pemberdayaan Masyarakat dan Kearifan Lokal
  • Dosen Teknik Mesin, Sekolah Tinggi Teknik Ronggolawe (STTR) Cepu
  • Pengajar Pemboran, SMK Migas Cepu
  • Wakil Ketua Komunitas Sapi Indonesia (KSI), Jateng dan DIY
  • Dewan Penasehat Komunitas Sapi Indonesia (KSI) Blora
  • Dewan Pembina KOMBAT TNI-POLRI DPD Blora
  • Dewan Pengawas Yayasan ITTIBAA’UL IHSAN Cepu