Melihat Refleksi 1 Tahun Pemimpin Bojonegoro

Bojonegoro – Tepat satu tahun usia kepemimpinan Bupati Bojonegoro Anna Mu’Awanah Dan wakilnya Budi Irawanto. Berbagai program pembangunan dan terobosan terus dilahirkan sebagai bentuk implementasi visi dan misi menjadikan Bojonegoro sebagai sumber ekonomi kerakyatan, dan sosial budaya lokal. Hal itu dalam upaya untuk terwujudnya masyarakaat yang beriman, sejahtera, dan berdaya saing.

Dalam satu tahun pemerintahannya ini, bupati memfokuskan pembanguan pada sektor infrastruktur, sosial, pendidikan, kesehatan, ekonomi, investasi dan pariwisata yang mengacu dalam 17 program prioritas.

Dalam Capaian Satu Tahun Pemerintah mulai membenahi beberapa sektor diantaranya sektor infrastruktur yang tahun 2019 ini akan melakukan Perbaikan Jalan sepanjang 124,068 Km dan akan dituntaskan hingga tahun 2021.

Sementara Perbaikan Jembatan sebanyak 17 titik, Pembuatan Drainase, Sarana Prasarana Air Bersih, Sarana Prasarana Penerangan Jalan Umum sebanyak 2600 titik, Taman Kota (Taman Lokomotif), Taman Pendopo, dan renovasi Bundaran Jetak.

Pemkab Bojonegoro telah menggulirkan program perlindungan sosial dengan mengalokasikan kepada 2.452 anak yatim piatu sejumlah Rp. 1.250.000/ anak. Untuk lansia sebanyak 140 orang menerima Rp. 1.500.000/ orang, bantuan untuk 309 orang penderita penyakit kronis memperoleh Rp. 1.250.000/ orang, dan 89 difabel telah menerima sejumlah Rp. 2.000.000/ orang, serta santunan kematian sebesar Rp. 2.500.000 ke 1170 penerima. Selain itu, Pemerintah juga memfasilitasi pembangunan sosial melalui program Usaha Ekonomi Produktif (UEP). UEP memfasilitasi dan mendampingi para pelaku usaha yang terdiri dari Fakir Miskin, Anak Terlantar, Wanita Rawan Sosial Ekonomi, Difabel, Anak Jalanan, dan Lembaga Kesejahteraan Sosial Anak.

Di sektor pendidikan, Capaian Pembangunan Pendidikan dimulai dari meningkatkan kesejahteraan tenaga pendidik. Kenaikan Tunjangan GTT K2 semula Rp. 1.000.000 menjadi Rp. 1.400.000, dan untuk Non K2 yang semula Rp. 600.000 menjadi Rp. 1.000.000, dan Non UPTK Penugasan dari Rp. 250.000 menjadi Rp. 750.000.

Untuk sektor kesehatan, Progres Pembangunan Kesehatannya adalah Layanan Puskesmas 24 Jam. Untuk mendukung layanan tersebut, Pemerintah akan menambahi Pembangunan puskesmas dan gudang obat di 10 lokasi. Pembangunan Puskesmas Pembantu (Pustu) di Kec. Boureno dan Kec. Trucuk. Pengadaan 10 Puskesmas Keliling (Pusling), serta rehabilitasi Pustu,

Di sektor ekonomi, Capaian Pembangunan Ekonomi salah satunya adalah program unggulan yaitu Program Petani Mandiri melalui Kartu Petani Mandiri (KPM). pemerintah mengalokasikan Rp. 40.000.000.000 untuk 270 kelompok tani dan akses permodalan usaha mikro melalui Kartu Pedagang Produktif, dan Stimulan BUMDes masing-masing dialokasikan Rp. 100.000.000/ BUMDes. Pembangunan ekonomi lainnya berupa sarana dan prasarana revitalisasi pasar. 5 (lima) pasar yang direvitalisasi diantaranya, Pasar Kerajinan Margomulyo. Pasar Kerajinan Ngasem , Pasar Kanor, Pasar Sroyo, dan Pasar Banjarejo.

Dalam mendukung sektor investasi, telah dibangunnya Mall Pelayanan Publik untuk memudahkan masyarakat dalam mengakses berbagai jenis pelayanan dalam satu tempat terdapat 18 instansi dan 149 jenis pelayanan didalamnya. Mulai dari mengurus perijinan, administrasi penduduk, serta pelyanan publik lainnyanya.

Wilayah Bojonegoro sangat luas, secara administratif Kabupaten ini memiliki 28 Kecamatan dan 430 desa didalammnya. Tentu tiap desa memiliki potensi sumber daya yang dapat dikelola sebagai objek pariwisata berbasis pedesaan. Mulai dari event, edukasi, sampai dengan objek wisata. Pemkab berharap agar desa dapat kreatif dalam mengembangkan potensi yang dimiliki. Tahun 2019 yang masih membekas saat ini adalah penampilan ribuan tari thengul dan penyajian sego buwohan dalam pemecahan rekor muri dunia. Serta Bojonegoro menyapa dunia dalam Thengul International Folklore Festival bersama 4 Negara upacara peringatan hari kemerdekaan Republik Indonesia yang ke – 74 di Istana Negara.

“Satu tahun ini adalah refleksi untuk kita semua, untuk pemerintah dan masyarakat, progres capaian dari beberapa program merupakan pondasi dalam membangun Bojonegoro, banyak persoalan dan masalah yang harus dituntaskan agar Visi dan Misi Pembangunan Bojonegoro dapat terwujud. Hal ini juga dibutuhkan kolaborasi, kontribusi, serta dukungan dari seluruh masyarakt untuk menuju Bojonegoro yang produktif dan energik.” pungkasnya.(Lex/red).