Menteri keuangan Sri Mulyani mengapresiasikan Pertumbuhan Pariwisata Di Indonesia

Suryanasional.com|Jakarta, – Menteri Keuangan Sri Mulyani yang hadir di Rakornas Pariwisata III Tahun 2018 menyampaikan beberapa pandangannya terkait Pariwisata, Ekonomi dan Investasi.

Pertama, Dengan adanya isu terkait iklim investasi. Pada kuartal I-2018, untuk pertumbuhan investasi juga mencapai 7,95%. Hal ini perlu berlanjut untuk mendorong ekonomi Indonesia yang selama ini bergantung pada konsumsi rumah tangga.

Saat ini sudah ada untuk beberapa paket kebijakan ekonomi. Kami juga sudah membuka Online Single Submission (OSS) supaya perizinan cepat selesai. Ini adalah untuk memperbaiki iklim investasi di Indonesia” jelasnya.

Kedua, adalah isu infrastruktur. Sebab, pembangunan infrastruktur di Indonesia yang sangat terlambat selama ini membuat Perekonomian tidak bisa melaju kencang.

Pariwisata juga sangat relevan untuk mengatasi kondisi untuk perekonomian global yang saat ini cukup sangat bergejolak. Sebagai bagian dari masyarakat dunia, Indonesia mendapatkan sedikit banyak terimbas oleh aktivitas perdagangan global. Dengan menghadapi hal tersebut, pemerintah Kita berfokus dalam dua hal. Yang pertama adalah untuk mengurangi defisit neraca berjalan dan juga meningkatkan capital inflow.

Dalam untuk mengurangi current account deficit, peran industri ke pariwisata sangat penting. Oleh karena itu, Pemerintah juga memperkuat industri pariwisata dengan tujuan untuk mengumpulkan lebih banyak lagi devisa dan membantu mengatasi defisit neraca yang berjalan melebar karena ketidak stabilan ekonomi perdagangan global.

Pemerintah Indonesia juga telah untuk menyusun peraturan investasi guna menjaga neraca pembayaran dan juga menarik lebih banyak modal masuk ke Negara Indonesia dengan jalan meninjau insentif pajak bagi industri juga untuk mendorong ekspor.

Di sisi impor, pemerintah Indonwsia telah mengkaji permintaan barang dari luar negeri yang dianggap tidak terlalu diprioritaskan dan dapat diproduksi oleh produsen domestik.

Sejak Presiden Joko Widodo menjabat pada tahun 2014, Indonesia telah mengalami pertumbuhan pesat dalam industri pariwisata. Pada tahun 2014, ada 9,4 juta kunjungan wisatawan asing ke Indonesia. Pada 2017, jumlah itu telah meningkat hingga lebih dari 14 juta dan terus naik.

Secara keseluruhan, sektor travel dan juga pariwisata Indonesia tumbuh sebesar 6,4 persen, lebih tinggi dari pertumbuhan ekonomi nasional yang sebesar 5,1 persen. Sektor travel dan pariwisata telah menciptakan 12,2 juta pekerjaan pada tahun 2017 atau sekitar 10 persen dari total tenaga kerja di Indonesia. Penciptaan lapangan kerja juga dari sektor pariwisata ini tercatat sebagai yang sangat tertinggi ke-4 di dunia.

Hal ini tentunya dianggap positif bagi pertumbuhan ekonomi, karena pariwisata mendorong investasi dan menghasilkan ribuan pekerjaan untuk pekerja dan bisnis lokal.

Upaya-upaya kita untuk terus memperbaiki peraturan berjalan seiring dengan percepatan proyek-proyek infrastruktur sangat besar, khususnya perluasan dan pembangunan bandara dan jalan tol yang tersebar di seluruh negeri, dari Sabang di barat hingga Merauke di timur.

Jadi, pembangunan infrastruktur yang dilakukan Pemerintah bukan hobi, namun penting dilakukan untuk mengerek investasi, pariwisata yang pada jangka menengah akan dapat mengurangi tingkat kemiskinan di Indonesia. Industri pariwisata yang bisa labour intensive akan menciptakan kemanusiaan yg adil dan beradab.

Membangun industri pariwisata menjadi pekerjaan besar yang bukan hanya tugas Kementerian Pariwisata, dan bukan hanya berfokus kepada anggaran untuk Kementerian Pariwisata. Beberapa belanja APBN terkait public goods seperti infrastruktur, telekomunikasi, dan sekuriti akan Menunjang keberhasilan Pariwisata. (Budi R).