Pandemi COVID-19 Bukan yang Terburuk di Dunia, Meskipun Bagi Indonesia Merupakan yang Terparah

Oleh : Djati Walujastono

Pandemi Covid-19 telah mempengaruhi semua sendi kehidupan dunia. Virus yang awalnya merupakan penyakit epidemik yang penyebaran bermula di Wuhan, China, dan negara sekitarnya seperti Hongkong dan Taiwan. Penyakit ini kemudian berubah menjadi penyakit pandemik, yaitu tingkat penyebaran sangat luas hingga seluruh dunia dengan tingkat infeksi yang tinggi.

Di Indonesia, update per hari Minggu 26 April 2020, data yang positip terinfeksi Covid-19 sebanyak 8.882 orang, yang berhasil dinyatakan sembuh sebanyak 1.107 orang, dan yang akhirnya meninggal sebanyak 743 orang.

Secara keseluruhan di seluruh dunia, yang positip terinfeksi sebanyak 2.930.901 orang dan berhasil sembuh sebanyak 838.306 orang dan dinyatakan meninggal sebanyak 203.413 orang.
Infeksi Covid-19 bukanlah penyakit pendemik yang pertama kali terjadi. Dalam catatan sejarah, ada beberapa virus lain yang pernah menjadi

Virus Covid-19 ini telah menyebar ke 210 negara di dunia. Infeksi virus Corona Covid-19 bukanlah  penyakit pendemik yang pertama kali terjadi.

Dilansir dari Live Scince, ada pandemik lain yaitu karena flu babi akibat virus H1N1 pada 2009. Saat itu adalah flu babi menyebabkan infeksi kurang lebih 1.4 miliar orang di seluruh dunia dan menyebabkan ratusan ribu orang meninggalkan dunia. Varian ini dikenal dengan nama virus H1N1 yang merupakan singkatan dari dua antigen utama virus yaitu hemagglutinin tipe 1 dan neuraminidase tipe 1.

Sebelumnya ada penyakit Spanish Flu yang terjadi antara 1918-1920. Penyakit pendemik ini menyebabkan 500 juta orang di seluruh dunia terinfeksi. Pandemik flu Spanyol ini telah menewaskan lebih dari 50 juta di seluruh dunia, termasuk 670.000 orang meninggal di Amerika Serikat.

Menurut Pusat Pengendalian dan Penyakit Penyakit/Centers for Disease Control (CDC), flu Spanyol merupakan virus paling mematikan di abad ke-20. Beberapa kasus yang pertama kali terdeteksi adalah tentara di Camp Funstaon di Fort Riley, Kansas, Amerika Serikat.

Sebelumnya ada penyakit HIV/AIDS. Akibat penyakit HIV/AID ini, tidak kurang 32 juta orang telah meninggal karena Human Immunodeficiency Virus (HIV) dan Acquired Immunodeficiency Syndrome (AID), yang mangakuisisi sindrom imunodefisiensi sejak pertama kali ditemukan pada awal 1980-an. Secara global, 75 juta orang telah terinfeksi.

Namun dengan kemajuan ilmu kedokteran dan herbal yang pesat telah membantu memperpanjang kehidupan mereka yang terinfeksi HIV/AIDS.

Kemudian penyakit pandemik yang lain adalah Flu Asia. Flu Asia adalah pandemik influenza virus A kategori 2 yang berasal dari China (1956-1958). Pandemik ini disebabkan oleh virus campuran dari virus flu burung. Virus ini pertama kali diindentifikasi di Guizhou lalu menyebar ke Singapura pada Pebruari 1957, lalu mencapai Hongkong pada bulan April, dan Amerika Serikat pada bulan Juni 1957.

Pandemik virus flu burung menyebabkan 116.000 jiwa meninggal di Amerika Serikat. Sementara perkiraan yang meninggal di seluruh dunia yang disebabkan oleh virus ini sangat bervariasi, tergantung sumbernya. Mulai 1 juta hingga 4 juta orang meninggal, dan WHO menetapkan sekitar 2 juta orang meninggal dunia.

Namun salah satu pandemik terburuk sebelumnya yang tercatat dalam sejarah adalah pandemik Black Plague atau dinamakan juga sebagai Black Death. Black Death atau disebut juga Wabah Hitam adalah suatu pandemik dahsyat yang pertama kali melanda Eropa pada pertengahan hingga akhir abad ke-15 (1346-1353).

Wabah Black Plague muncul dalam 3 varian penularan. Paling umum merupakan varian Pes berasal dari pembengkakan kelenjar getah bening yang muncul di leher korban, ketiak ataupun pangkal paha. Varian kedua merupakan wabah pneumonia yang menyerang system pernapasan dan disebarkan hanya dengan menhirup udara yang dihembuskan melalui korban. Sementara varian ketiga merupakan penularan wabah Septicemia, wabah ini menyerang sistem darah.

Akibat penyakit pandemik Black Death saat itu, hampir separuh populasi benua eropa meninggal dunia.

Profile Penulis :

  • Ketua Dewan Riset Daerah (DRD) Blora.
  • Staf Khusus Bupati Blora, bidang Iptek, Pengentasan Kemiskinan, Pemberdayaan Masyarakat dan Kearifan Lokal.
  • Dosen Teknik Mesin, Sekolah Tinggi Teknik Ronggolawe (STTR) Cepu.
    Pengajar Pemboran, SMK Migas Cepu
  • Wakil Ketua Komunitas Sapi Indonesia (KSI), Jateng dan DIY.
    Dewan Penasehat Komunitas Sapi Indonesia (KSI) Blora.
  • Dewan Pembina KOMBAT TNI-POLRI DPD Blora.
  • Dewan Pengawas Yayasan ITTIBAA’UL IHSAN Cepu.