Pasca Banjir Bandang, Perhutani KPH Jember Langsung Lakukan Identifikasi Kondisi Hutan

Bojonegoro – Perhutani Kesatuan Pemangkuan Hutan (KPH) Jember bersama Tim Perencanaan Hutan Wilayah (PHW) V Jember langsung melakukan identifikasi terhadap data petak-petak hutan yang diduga sebagai hulu yang menjadi luapan air. Identifikasi dilakukan pasca terjadinya banjir bandang yang menerjang Desa Klungkung, Kecamatan Sukorambi Kabupaten Jember, Sabtu (1/2/2020).

“Dari hasil identifikasi, Administratur Perhutani KPH Jember Rukman Supriatna mengatakan bahwa hulu dari luapan air yang menerjang Kali Jompo terdapat di Gunung Argopuro bagian paling atas,” ujarnya.

Menurutnya, curah hujan yang tinggi di atas Gunung Argopuro tersebut airnya mengalir deras melalui areal Perkebunan PTPN XII Durjo dan hutan Perhutani petak 74, 59-63 wilayah Resor Pemangkuan Hutan (RPH) Arjasa, Bagian Kesatuan Pemangkuan Hutan (BKPH) Lereng Yang Timur.

Lebih lanjut Rukman menjelaskan, bahwa jalur lintasan air berawal dari puncak Gunung Argopuro. “Setelah aliran deras tersebut menuju ke kawasan hutan konservasi dan kawasan hutan Perhutani serta kawasan Perkebunan PTPN XII Durjo, yang kemudian masuk ke Kali Klungkung sepanjang 14,4 km dan Kali Kemiri sepanjang 13,4 km yang selanjutnya bermuara ke Kali Jompo sepanjang 11,6 km,” ungkapnya.

Tambahkan keterangannya, Rukman menceritakan bahwa luapan air tersebut menyusuri cekungan-cekungan aliran Kali Kemiri dan Kali Klungkung kemudian bermuara ke Kali Jompo dengan membawa material lumpur dan kayu-kayu yang mengarah sebagaian ke kebun dan pesawahan serta pemukiman.

Berdasarkan hasil identifikasi data berbasis citra Rukman lebih detail memaparkan bahwa tutupan lahan Perhutani pada petak petak tersebut masih cukup baik. Menurutnya dalam Rencana Pengaturan Kelestarian Hutan (RPKH) KPH Jember menunjukkan kalau Bagian Hutan Lereng Yang Selatan periode 2017-2021 pada petak 74,59-63 terbagi sebagai Hutan Lindung seluas 4.704,4 ha dengan tanaman rimba alam seperti Glintungan, Sapen, Bendo, Apak, dan Kopi yang tumbuh dibawah tegakan.

“Sedangkan hutan Produksinya seluas 168,7 ha bertumbuhan tanaman rimba jenis Mahoni, Micillia dan tanaman Multi Purpose Tree Species (MPTS),” terangnya.

Sementara Ketua Perkumpulan Lembaga Masyarakat Desa Hutan (PLMDH) Jawa Timur Moh. Nurrohim saat dikonfirmasi dilokasi bekas banjir menyampaikan bahwa tegakan hutan pada wilayah Pangkuan Desa LMDH Anugerah Desa Klungkung, Kecamatan Sukorambi petak 62 seluas 113 ha saat terjadinya banjir, kondisinya sangat baik dan didominasi oleh hutan produksi jenis Mahoni.

“Kalau pertumbuhannya pohon-pohon itu sedang tumbuh baik di hutan lindung itu dan jumlahnya lebih banyak tanaman jenis rimba campur,” akunya.

Nurrohim juga menjelaskan, bahwa tidak ada kegiatan tebangan dikawasan tersebut baik legal maupun ilegal, termasuk kawasan tersebut tidak ada bekas kebakaran hutan. “Besarnya volume air di Kali Jombo memang disebabkan curah hujan yang tinggi di Gunung Argopuro”, pungkasnya. (Lex/red).