Taruna Akademi Angkatan Laut Tingkat IV Korps Pelaut Lattek Stabilitas Kapal

Suryanasional.com| Surabaya,—Taruna Akademi Angkatan Laut (AAL) tingkat IV Korps Pelaut angkatan ke-64 melaksanakan latihan praktek Teknik Stabilitas Kapal di Politeknik Perkapalan Negeri Surabaya, selama lima hari. Kepala Departemen Pelaut AAL Letkol Laut (P) Hreesang Wisanggeni, S.E., sebagai Pemimpin Latihan. Lattek Teknik Stabilitas Kapal Taruna AAL tersebut diawali dengan pembukaan yang dilaksanakan Senin (24/9) dihadiri Direktur Politeknik Perkapalan Negeri Surabaya Ir. Eko Julianto, M.Sc., MRINA dan Letkol Laut (P) Moh. Lukman Hakin, S.Sos., M.A.P., sebagai Perwira Pelaksana Latihan.

Lattek tersebut diawali teori gaya yang bekerja pada stabilitas dan perubahan sarat kapal, stabilitas kapal dan pengaruhnya terhadap sarat kapal serta perhitungan gaya yang bekerja pada perubahan sarat kapal oleh Rudiantoro, S.T., M.T. Pada hari berikutnya praktek metode simpson rule kapal oleh Ali Imran, S.T., M.M., dilanjutkan perhitungan gaya yang bekerja pada derek kapal oleh Dr. Eng I Putu Sindhu.

Lattek Teknik Stabilitas Kapal bagi Taruna AAL Korps Pelaut bertujuan untuk mempraktekkan pengetahuan teori yang telah diterima di kelas antara lain ilmu muat dan stabilitas kapal agar memiliki pengetahuan teknik pemuatan dan gaya gaya yang bekerja pada berbagai peralatan dan pengaruh stabilitas terhadap kapal.

Stabilitas kapal adalah kemampuan sebuah kapal untuk kembali tegak seperti posisi semula setelah mendapatkan gangguan dari luar seperi oleng karena pengaruh ombak laut. Secara umum hal-hal yang mempengaruhi keseimbangan kapal dapat dikelompokkan menjadi dua hal besar yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal adalah tata letak muatan, bentuk ukuran kapal, kebocoran akibat kandas atau tubrukan, sedangkan faktor eksternal adalah faktor yang di akibatkan oleh angin, ombak, arus dan badai.

Stabilitas kapal dapat dibedakan menjadi dua yaitu stabilitas kapal melintang dan stabilitas membujur. Stabilitas kapal melintang adalah sifat atau kecenderungan sebuah kapal untuk kembali kedalam keadaan semula setelah mendapatkan sengetan melintang karena dari luar. Sedangkan stabilitas kapal membujur adalah kemampuan sebuah kapal untuk kembali kedudukannya seperti semula setelah mengalami senget dari arah membujur akibat pengaruh dari luar. (Budi R/ Pen).

Komentar ditutup.