Bojonegoro – Dihadapan seluruh pengurus Dewan Pimpinan Cabang (DPC) Partai Demokrat, Bakal Calon Bupati (Bacabup) Bojonegoro, Setyo Wahono menyampaikan visi misi untuk Bojonegoro lebih baik.
Hal tersebut disampaikan langsung Setyo Wahono ketika menghadiri Konsolidasi Pemenangan DPC Partai Demokrat, yang berada di Jalan Veteran turut Desa Ngampel Kecamatan Bojonegoro.
“Visi misi kami adalah tentang Kemakmuran dan Kebanggaan,” ucap Setyo Wahono dihadapan para pengurus DPC Partai Demokrat, Selasa (17/09/2024).
Menurut pria asal Desa Dolokgede, Kecamatan Tambakrejo, Kabupaten Bojonegoro ini menjelaskan bahwa, kemakmuran dan kebanggan merupakan dua kalimat yang harus menjadi satu kesatuan.
Setyo Wahono menjelaskan, kebanggaan mempunyai arti penting bagi masyarakat Bojonegoro. Sebab, Dirinya menuturkan bahwa, Kabupaten Bojonegoro pernah menjadi salah satu icon Nasional bahkan Internasional melalui Atlet di Cabang Olahraga (Cabor) panahan.
“Dulu Bojonegoro mempunyai atlet panahan asal Desa Banjarsari yang bisa kita banggakan, tapi sekarang kebanggan itu telah lama hilang di Bojonegoro, jadi kebanggan yang pernah kita raih dahulu, harus kita kembangkan lagi demi mewujudkan kebanggaan sebagai masyarakat Bojonegoro,” jelas Setyo Wahono.
Menurutnya, dengan mempunyai pemimpin yang memiliki model kepemimpinan akomodatif, seperti mendengar serta melihat aspirasi dari masyarakat dan seluruh stakeholder hal yang pernah menjadi kebanggaan Bojonegoro akan kembali terwujud.
Selain itu, Setyo Wahono kembali menyampaikan salah satu contoh kebanggaan bagi Masyarakat Bojonegoro, Dirinya menerangkan bahwa, Kabupaten Bojonegoro dahulu merupakan karesidenan yang membawahi empat Kabupaten.
“Keempat Kabupaten itu adalah Lamongan, Tuban, Jombang, hingga Mojokerto. ini merupakan contoh bahwa menjadikan Bojonegoro yang memiliki kebanggaan itu tidaklah hal yang sulit,” imbuhnya.
Dirinya juga menilai bahwa, dengan memiliki Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD) yang mencapai angka Rp 8,2 Triliun, ia menyakini bahwa, Pendapatan Asli Daerah (PAD) Bojonegoro yakni di angka sekitar Rp 900 Miliar.
“Ini artinya penghasilan terbesar dari APBD Bojonegoro adalah pada Dana Bagi Hasil (DBH) Minyak dan gas (Migas) terutama di daerah Blok Cepu,”terangnya.
Padahal menurut kajian ilmiah bahwasanya, produksi minyak hanya dapat bertahan sekitar 8 tahun kedepan. Bisa dibayangkan dengan waktu 8 tahun, jika tata kelola di Bojonegoro tidak berjalan dengan baik dan hanya mementingkan sebuah popularitas, akan seperti apa Kabupaten Bojonegoro kedepannya.
“Jika hanya pembangunan jalan itu populer, tetapi setiap pemerintahan setiap Bupati maupun setiap pimpinan daerah jika ada uang pasti bisa membangunnya, terlebih Bojonegoro memiliki APBD yang besar,” jelas Setyo Wahono.
Dengan notabene sekitar 80 persen penduduk di Bojonegoro adalah petani dan buruh tani, alangkah lebih baik menurutnya, pembangunan juga harus fokus di pertanian, sebab belakangan ini Pemerintah Bojonegoro tidak memfasilitasi kesejahteraan para petani.
“Tidak ada bendungan, tidak ada normalisasi seperti fasilitas dan memvalidasi para petani, seperti kita ambil contoh yakni Kecamatan Purwasari dan Kecamatan Balen itu dalam satu tahun minimal dua kali panen, tetapi yang terjadi sekarang hanya sekali panen, itu terjadi dikarenakan normalisasi bendungan tidak ada, sebab pemerintah lebih fokus ke populer,” tuturnya.
“Insya Allah saya tidak mencari popularitas, saya hanya fokus untuk mengurangi dan memberantas kemiskinan di Bojonegoro, selain pertanian, saya juga ingin membuka pemberi peluang untuk industri padat karya, memang itu adalah salah satu cara untuk mempercepat mengurangi angka kemiskinan,” tambahnya.
Untuk itu, Dirinya mengungkapkan, dengan bantuan seluruh stakeholder yang ada di Bojonegoro jika bersama sama, ia menilai tidak sulit bagi Kabupaten Bojonegoro untuk mewujudkan Industri padat karya.
Dirinya juga menilai bahwa berinvestasi di Kabupaten Bojonegoro merupakan hal yang menarik, sebab kita ketahui bahwa UMR di Bojonegoro hanya di kisaran Rp 2,2 juta hingga Rp 2,4 juta.
“Ini merupakan hal yang dapat menarik para investor, untuk mewujudkan Industri padat karya di Kabupaten Bojonegoro,” pungkas Setyo Wahono dihadapan para pengurus DPC Partai Demokrat disambung gemuruh teriakan setuju oleh puluhan simpatisan.
Hal senada juga dikatakan oleh Ketua Dewan Pimpinan Cabang (DPC) Partai Demokrat Bojonegoro, Sukur Priyanto, Dirinya menilai dengan memiliki APBD Bojonegoro mencapai di angka Rp 7 – Rp 8 Triliun hal yang wajar bagi seorang pemimpin untuk membangun jalan di setiap Desa.
“Jika ada seorang pemimpin terdahulu yang bangga dan mengelu – elukan sebab dinilai dapat membangun jalan puluhan kilo bahkan ratusan kilo, justru saya tidak bangga dengan hal itu,” tegas Sukur Priyanto.
Pernyataan itu mengemuka, sebab menurut Sukur Priyanto bahwa, jika membangun jalan dengan radius puluhan bahkan ratusan kilometer ini semua dapat melakukannya karena APBD Bojonegoro yang besar.
“Ini bukan sebuah capaian dan keberhasilan bagi seorang pemimpin, tetapi bagi Partai Demokrat itu semua adalah tanggung jawab dan kewajiban yang harus dilakukan bagi seorang pemimpin dengan memiliki APBD yang besar,” imbuhnya.
Menurutnya, capaian pembangunan jalan itu semua bukan karena figurnya, tetapi karena memang APBD Bojonegoro yang melebihi dari apa yang masyarakat Bojonegoro banggakan selama ini.
“Jika ada seseorang yang ingin mempertahankan pemimpin yang seperti itu, saya yang akan pertama kali mengatakan bahwasanya, itu pemimpin tidaklah layak untuk dipertahankan”, terangnya.
Sebab, dengan memiliki anggaran yang besar dan jalannya yang dinilai bagus, akan tetapi kesejahteraan itu tidak pernah dirasakan oleh seluruh lapisan masyarakat Bojonegoro.
“Oleh sebab itu, Partai Demokrat mendukung Wahono – Nurul ini penting, sebab tentu kami semua telah menemukan visi dan misi untuk membawa Bojonegoro lebih baik kedepannya,” jelas Sukur Priyanto.
Dirinya menilai, dengan memiliki APBD yang sangat besar, masyarakat Bojonegoro belum pernah keluar dari 12 besar kemiskinan di Provinsi Jawa Timur, Ia juga menyampaikan bahwa, telah berdiskusi dengan pasangan Wahono – Nurul untuk mengurangi angka kemiskinan di Bojonegoro.
“Maka dari itu, ayo kita semua seluruh Pengurus DPC Partai Demokrat menangkan Wahono – Nurul untuk membawa Bojonegoro lebih baik kedepannya,” ungkapnya.
Sukur Priyanto juga menyampaikan, dalam misi memenangkan Wahono – Nurul di gelaran Pilkada mendatang, Ada sejumlah kriteria yang menjadi syarat guna menjadi kader tersebut.
“Diantaranya yakni berusia minimal 18 sampai maksimal usia 40 tahun,” tuturnya.
“1.000 kader inti ini yang akan kita bekali membantu Partai Demokrat untuk misi pemenangan Wahono – Nurul serta Khofifah – Emil di Pilkada pada 27 November mendatang,” pungkasnya.
(riz/red)