FSRU Lampung Siap Kirim LNG ke PLN

Jakarta,Suryanasional.com – Pasca bocornya pipa gas milik China National Offshore Oil Corporation (CNOOC) di Bojonegara membawa kendala pasokan gas untuk PLN ke sistem pembangkit listrik Jawa Bali sebesar 150 Kva melambat. Tak ingin berisiko, PT Perusahaan Listrik Negara (Persero)/PLN pun menjalin kerja sama dengan PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGN) untuk pemanfaatan Floating Storage and Regasification (FSRU) gas alam cair (LNG) Lampung.

“Kesepakatan ini termasuk pemanfaatan pipa transmisi South Sumatra-West Java (SSWJ) dan infrastruktur pendukung terkait. Sedangkan, pengoperasian FSRU Lampung dilakukan PGN LNG,” ungkap Direktur Utama PT PGN LNG Indonesia, Mugiono di Jakarta, Jumat (20/7/2018).

Seperti diketahui, akibat pipa gas bocor tersebut, berdampak pada pasokan gas ke Pembangkit Listrik Tenaga Gas Uap (PLTGU) Cilegon milik PLN. PLTGU Cilegon diketahui memasok listrik ke sistem pembangkit listrik Jawa Bali sebesar 150 KVa dengan kebutuhan pasokan gas sebesar 120 BBTUD.

“PGN sendiri juga memasok gas ke PLTGU tersebut sebesar 27,27-40 BBTUD dari total kebutuhan sekitar 120 BBTUD. Penyaluran gas ini sekaligus membantu turunnya pasokan gas ke PLN akibat kebocoran pipa gas milik CNOOC di Bojonegara,” ujar Mogiono.

Sementara, seesuai kesepakatan perjanjian yang dibuat, PGN akan menyediakan jasa regasifikasi LNG milik PLN untuk dialirkan menuju pembangkit listrik Muara Tawar. Mugiono juga menuturkan, perjanjian pemanfaatan FSRU Lampung tersebut berlaku sampai 28 Februari 2019. “Persisnya, mulai 12 Juli 2018, sesuai dengan perjanjian antara kedua perusahaan,” urainya.

Menurut Mugiono, jasa yang diberikan PGN kepada PLN antara lain penyandaran LNGC, penerimaan LNG dari LNGC, penyimpanan sementara LNG sebelum diregasifikasi, meregasifikasi LNG, transportasi dan penyerahan gas di titik penyerahan, serta pengukuran LNG dan gas yang akan digunakan untuk pembangkit Muara Tawar.

“Untuk kesepakatan regasifikasi, PLN menggunakan LNG milik sendiri, tapi berlaku juga klausul simpan pinjam yang berlaku sistem vice versa. Artinya, PGN diperkenankan meminjam lebih dulu LNG tersimpan milik PLN, begitu juga sebaliknya dengan kesepakatan terpisah untuk mekanisme pengembaliannya,” papar Mugiono.

Meski tidak menyebutkan berapa nilai kontrak kerja sama tersebut, namun Mugiono menyebut PGN berpotensi memperoleh pendapatan jasa cukup signifikan. Dikatakan, sinergi antara PLN dan PGN ini juga dalam upaya dukungan BUMN terhadap suksesnya penyelanggaraan Asian Games 2018, khususnya di Jakarta.

Pasokan LNG dari FSRU Lampung akan meningkatkan keandalaan pasokan listrik, karena sumber bahan bakar gas ke pembangkit PLN yakni PLTGU Muara Tawar dapat terpenuhi,” katanya.

Lebih jauh diungkapkan, kerjasama tersebut sejatinya dalam rangka pemenuhan gas untuk mendukung pasokan listrik di Jawa. Tentu saja, dengan memanfaatkan terminal PGN FSRU Lampung, untuk menerima dan meregasifikasi LNG. “Yang kemudian dialirkan melalui pipa South Sumatera West Java (SSWJ) menuju pembangkit listrik Muara Tawar,” pungkasnya. (Budi/sa/ms)