Gubernur Akademi Angkatan Laut Pimpin Upacara Hari Dharma Samudra Tahun 2019

Editor:Alex Sutrisno|Reporter: Budi Raharto

Suryanasional.com|Surabaya,-Gubernur Akademi Angkatan Laut (Gubernur AAL) Laksamana Muda TNI Muhammad Ali, S.E., M.M. memimpin sebagai Inspektur Upacara (Irup) pelaksanaan upacara peringatan Hari Dharma Samudera Tahun 2019 yang dilangsungkan di depan Monumen Pertempuran Laut Arafuru, Akademi Angkatan Laut, Bumimoro, Surabaya, Selasa (15/1). Upacara dihadiri Wakil Gubernur AAL Brigjen TNI (Mar) Nurri Andrianis Djatmika dan pejabat utama AAL serta diikuti Perwira, Bintara, Tamtama dan PNS AAL sebagai pasukan upacara.

Pada upacara tersebut Gubernur AAL membacakan amanat Kepala Staf Angkatan Laut (Kasal) Laksamana TNI Siwi Sukma Adji, S.E., M.M. yang mengatakan bahwa upacara yang diselenggarakan setiap tahun ini pada hakekatnya merupakan bentuk penghormatan kita semua terhadap para pahlawan bangsa, sekaligus untuk mengenang peristiwa yang terjadi di Laut Arafuru pada 57 tahun silam.

Kepala Staf Angkatan Laut Laksamana TNI Siwi Sukma Adji, S.E., M.M. menyampaikan pertempuran Laut Arafuru telah memberikan keteladanan sejati kepada kita tentang nilai dan semangat kejuangan, yakni sikap kesatria, rela berkorban dan tak pernah gentar menghadapi musuh dalam mempertahankan wilayah dan kedaulatan Negara Kesatuan Republik Indonesia. Oleh sebab itu, nilai-nilai kejuangan tersebut harus diwarisi oleh seluruh prajurit TNI Angkatan Laut agar tetap tegar dan pantang menyerah dalam menghadapi berbagai tantangan, kata Kasal.

Pertempuran Laut Arafuru terjadi pada tanggal 15 Januari 1962 merupakan peristiwa heroik dalam sejarah perjuangan bangsa Indonesia. Saat itu tiga kapal cepat berjenis Motor Torpedo Boat (MTB) ALRI yaitu RI Harimau, RI Matjan Tutul dan RI Matjan Kumbang yang tegabung dalam Satuan Tugas Chusus-9 (STC-9) dalam misi infiltrasi ke Irian Barat sebagai langkah awal perjuangan Trikora, berhadapan dan diserang tiga kapal kombatan utama dan sebuah pesawat udara Angkatan Laut Belanda. Dalam pertempuran sengit yang tidak seimbang tersebut mengakibatkan RI Matjan Tutul tenggelam bersama Komodor Yos Sudarso, Kapten Wiratno, Kapten Memet Sastrawiria dan prajurit RI Matjan Tutul gugur sebagai kusuma bangsa.