Guna Tercipta Pemilu Damai, Masyarakat Madani Kudus Adakan Seminar Literasi Digital

Kudus – suryanasional.com – Pemilu 2024 akan menjadi pesta demokrasi terbesar bagi rakyat Indonesia. Selain memilih pemimpin di tingkat nasional, rakyat yang memiliki hak pilih juga menentukan pemimpin di tingkat provinsi, kabupaten dan kota.

Oleh sebab itu Komunitas Masyarakat Madani Kudus mengadakan kegiatan seminar literasi digital dengan tema “Pemilih Damai Toleransi di Ruang Digital” yang dihadiri berbagai elemen masyarakat baik anak muda maupun dewasa di Gubug Dheso Ngemplak Undaan Kudus, Sabtu (20/01/24).

Ratusan masyarakat menghadiri acara seminar dengan narasumber berpengalaman yakni Wahyu Khoiruzaman, S.Kom.I, M.SI, Roziqin, S.TI, dan Ulya Fawaida M.Pd tidak ketinggalan pula Moderator yang berpengalaman.

Dalam pembahasannya salah satu narasumber Wahyu Khoiruzaman seorang Praktisi Media, mengajak semua elemen masyarakat mewujudkan Pemilu Damai 2024 dengan menciptakan ruang digital yang sehat. 

“Mari kita dorong agenda Pemilu Damai 2024. Agenda yang akan datang akan menjadi salah satu prioritas utama pemerintah dalam 13 bulan ke depan, dengan tujuan mewujudkan Pemilu yang damai, bermartabat, dan berkualitas, sebagai tolak ukur kedewasaan demokrasi, dengan menciptakan ruang digital yang sehat,” katanya.

Pihaknya menekankan arti penting ruang digital yang sehat karena adanya peningkatan penetrasi internet yang mencapai 78 persen penduduk Indonesia.

“Dimana 150 juta pengguna internet yang berusia 18 tahun ke atas menggunakan media sosial sekitar 6 jam. Pemilu 2024 akan semakin melibatkan pemanfaatan internet,” ujarnya.

Oleh karenanya, Lanjut Wahyu, memanfaatkan media sosial dengan baik dan bijak agar tercipta suasana pemilu 2024 yang baik pula. Itu semua merupakan tugas bagi masyarakat yang ingin menciptakan kedaimaan.

Sementara itu Ulya Fawaida, M.Pd narasumber dari Dosen IAIN Kudus menyampaikan 25 hari lagi pemilu akan terjadi oleh sebab itu harus bijak bersosial media saring sebelu shering, jangan hanya menerima namun juga melacak.

“Waspada terhadap hoaks yang tersebar dimana mana, kadang ada yang menjelekan sana sini kita pastikan dulu cek dulu kebenarannya jangan asal diterima namun harus dotelusuri” katanya.

Salah satu bentuk bijak bersosial media adalah jangan hanya baca satu berita dari sumber satu namun bacalah berbagai sumber.

“Banyak aplikasi mengecek kebenaran sebuah berita biar tidak kejebak ke dalam informasi hoaks, cek aja langsung ke Google kalau seandainya banyak berita terkait hal tersbut itu pasti benar adanya, namun ketika sudah distempel Hoaks dan tidak ada berita tentang itu maka itu dianggap hoaks” ujarnya.

Agar pemilu damai di ruang digital, lanjut Ulya, mulailah dari diri sendiri jangan menyebar berita yang tidak benar adanya, jangan mudah percaya hasutan orang, jangan menjatuhkan orang dan jangan gara-gara pemilu pertemanan menjadi putus. (AD)