Visi Dekan Fikom Unitomo, Herliantara Menuju Percepatan Transformasi Digital Ilmu Komunikasi

Surabaya, Suryanasional.com – Menjadi sebuah tantangan bagi Dekan Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Dr. Soetomo (Fikom Unitomo) Surabaya Dr. Herliantara, Drs., M.Si, untuk terus mengembangkan Fikom Unitomo sebagai salah satu fakultas tertua di Indonesia mulai tahun 1981.

Hal ini diungkapkan Herliantara saat menjadi narasumber kegiatan Uji Kompetensi Wartawan (UKW) jenjang Muda dan Madya lembaga UKW Unitomo Surabaya yang bekerjasama dengan Persatuan Jurnalis Indonesia (PJI), Senin (7/8/2023) di Narita Hotel Surabaya.

“Seperti diketahui, Ilmu Komunikasi saat ini sedang mengarak ke digital. Dari kurikulum dan silabus yang diolah oleh Fikom Unitomo punya arak ke sana,” kata Herliantara.

“Visi ke depan Unitomo harus mengacu pada basis digital. Di Fikom sendiri sebenarnya sebenarnya ada dua konsentrasi. Ilmu komunikasi itu ada media studies dan corporate communication yang menghasilkan para mahasiswa yang bergerak dalam ilmu komunikasi,” katanya.

Fikom Unitomo sudah melahirkan ribuan alumni yang tersebar dimana-mana. Ada dari media, government maupun swasta dan masih banyak lainnya.

“Berkembang pula saat ini, bahwa praktisi di dunia keilmuan bisa dikonversikan menjadi sebuah Satuan Kredit Semester (SKS ). Seperti contohnya, seorang wartawan yang sudah berkecimpung di dunia jurnalistik selama dua tahun, dan dalam dua tahun tersebut melakukan apa saja. Standar itu kita pakai ketik kita punya standar juga, yaitu dikonversikan, artinya mata kuliah apa yang nantinya bebas,” kata Herliantara.

Jadi, lanjutnya, pekerjaan anda dikonversikan ke mata kuliah.”Semisal jurnalisme, berarti tidak usah kuliah. Jadi semua bisa disesuaikan dengan kurikulum,” kata Herliantara.

Dalam dua tahun menjadi dekan Fikom Unitomo, Herliantara merasa bangga karena di tahun pertama mendapat penghargaan sebagai dekan terbaik dari sisi inovasi pendidikan.

“Saya selama menjadi dekan Fikom Unitomo, telah banyak merubah iklim tri dharma perguruan tinggi. Tetap basisnya tri dharma perguruan tinggi, ada pengajaran, penelitian dan pengabdian kepada masyarakat,” kata Herliantara.

Namun, menurutnya, teori tidaklah cukup. Harus ada praktek. Ini yang disebut dengan komponen kedua yakni skill. Jadi bagaimana mahasiswa itu harus belajar untuk menjadi apa yang diinginkan.

Sementara itu, menurut Herliantara, komponen ketiga yang menjadi komponen terpenting adalah mentalitas.

“Mental ini perlu ditunjukkan karena supaya mahasiswa menjadi percaya diri. Artinya setelah dia keluar, dia mempunya kepercayaan diri ke dunia kerja. Maka salah satunya adalah melalui magang maupun KKN. Semua  sebagai wujud pengabdian ke masyarakat,” katanya.

Perlu diketahui, lanjut Herliantara, bahwa dosen-dosen Fikom banyak menjadi narasumber di berbagai kegiatan di Kementerian informasi dan komunikasi.(Lex/red).