Akademi Militer menerima kunjungan Bapak Jenderal TNI (Purn) Prof. Dr. A.M. Hendropriyono, S.T., S.H., M.H.,

Editor:Tri Karyono|Reporter:Budi Raharto

Suryanasional.com|Magelang,-Akademi Militer menerima kunjungan Bapak Jenderal TNI (Purn) Prof. Dr. A.M. Hendropriyono, S.T., S.H., M.H., dan Pangkostrad Letnan Jenderal TNI Besar Harto Karyawan, S.H., M.Tr (HAN). Kunjangan kedua tokoh senior di TNI AD tersebut dalam rangka pembekalan kepada Taruna/Taruni Akmil yang berjumlah 1.042 terdiri dari 971 Taruna dan 71 Taruni, bertempat di di Gedung Lily rochli Kesatrian Akademi. Hadir dalam acara tersebut dihadiri oleh Gubenur Akmil Mayjen TNI Dudung Abdurachman, Wakil Gubernur Akmil Brigjen TNI Wirana Prasetya Budi, Pejabat Distribusi Akademi Militer, Para Gumil dan Dosen serta Pengasuh Taruna Akmil.

Gubenur Akademi Militer, Mayjen TNI Dudung Abdurachman dalam sambutannya mengatakan, bahwa kunjungan Bapak Jenderal TNI (Purn) Prof. Dr. A.M. Hendropriyono, S.T., S.H., M.H., dan Pangkostrad Letnan Jenderal TNI Besar Harto Karyawan, S.H., M.Tr (HAN) kali ini memiliki nilai yang sangat strategis, khususnya bagi Taruna/ Taruni Akademi Militer sebagai generasi penerus Pimpinan TNI AD di masa mendatang. Selain hal tersebut kunjungan kedua tokoh tersebut juga sangat bermanfaat bagi para Taruna/ Taruni, karena mendapat kesempatan untuk bertemu, bertatap muka serta mendapat ceramah pembekalan dari Pangkostrad Letnan Jenderal TNI Besar Harto Karyawan, S.H., M.Tr (HAN), yang dilanjutkan kuliah umum secara langsung oleh Bapak Jenderal TNI (Purn) Prof. Dr. A.M. Hendropriyono, S.T., S.H., M.H

Dalam ceramah pembekalan kepada seluruh Taruna/Taruni Akmil, Pangkostrad banyak menekankan, kiat sukses dan keberhasilan seorang pemimpin terletak pada, Niat, Sikap, Prilaku, Pancaran Mata, Komunikasi, Kesiapsiagaan, Daya Imajinasi, Keputusan dan Keyakinan.

Sementara itu, pada session kuliah umum yang disampaikan oleh Jenderal TNI (Purn) Prof. Dr. A.M. Hendropriyono, S.T., S.H., M.H., ditekankan sebagai berikut, bahwa “Pemimpin di lapangan jangan pernah menangis karena kepanikan serta dilanda kesedihan yang melampaui batas. Ia hanya dibolehkan bersedih bahkan menangis, apabila prajuritnya gugur sebagai pahlawan bangsa. Seorang pemimpin tidak boleh kecewa secara berkelanjutan karena hal itu kerap kali menghilangkan kesempatan untuk menang dalam pertempuran”.

Disampaikan pula oleh Jenderal TNI (Purn) Prof. Dr. A.M. Hendropriyono, S.T., S.H., M.H bahwa pemimpin yang memiliki semangat berkobar-kobar akan dicontoh dan menjadi teladan bagi anak buahnya. Selain hal tersebut, Jiwa yang berkobar-kobar juga sangat diperlukan untuk membangun daya gempur. Memastikan kemenangan setelah daya tembak dan daya gerak dilaksanakan. Artinya kemenangan pertempuran secara fisik dapat dicapai, karena kualitas daya gempur, Imbuhnya.

Komentar ditutup.