PKM II Proyek Strategis Nasional Pembangunan Bendung Gerak dan Jaringan Irigasi Karangnongko

Bojonegoro, Suryanasional.com – Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Dirjen Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Bengawan Solo menggelar Pertemuan Konsultasi Masyarakat (PKM) II Pembangunan Bendung Gerak dan Jaringan Irigasi Karangnongko, di Hotel Aston Bojonegoro, Rabu (25/11/2020).

Dalam PKM II ini membahas Review Detail Desain Pembangunan Bendung Gerak Karangnongko dan penyusunan Study LARAP (Land Acquisition and Resetlement Action Plan) atau rencana tindak penanganan dampak sosial ekonomi akibat pengadaan tanah dan pemukiman kembali, atas Bendung Gerak Karangnongko dan Jaringan Irigasi Karangnongko

Kepala Dinas Pekerjaan Umum SDA Kabupaten Bojonegoro, Ir, Tedjo Sukmono menjelaskan bahwa PKM ini menegaskan terkait peran serta Pemkab Bojonegoro dalam kegiatan pembebasan lahan dan sosialisasi terkait pembangunan bendung gerak Karangnongko.

“PKM ini meliputi peran serta Pemkab Bojonegoro dalam kegiatan pembebasan lahan untuk pembangunan bendung gerak dan terkait sosialisasi rencana pembangunan ini kepada warga di sekitar lokasi pembangunan,” kata Tedjo Sukmono.

Ditambahkannya, untuk poin selanjutnya dari PKM ini diantaranya mengenai segera dibentuknya forum komunikasi untuk pembahasan penataan kawasan antara Blora, Bojonegoro dan pihak Perhutani.

Selanjutnya mengena Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) dengan rencana pengembangan kawasan.”Dibahas pula mengenai dukungan program semua sektor dalam rangka pengembangan kawasan,” kata Tedjo Sukmono.

“Dibahas pula terkait bantuan perhutani dalam mempercepat proses pembebasan lahan,” imbuh Tedjo.

Menurut Tedjo, Pembangunan Bendung Gerak dan Jaringan Irigasi Karangnongko merupakan salah satu proyek strategis nasional (PSN).

“Bendung Gerak Karangnongko merupakan proyek strategis nasional yang dianggarkan dari APBN,” terangnya.

Menurutnya, pembangunan Bendung Gerak ini dibangun untuk pengendalian banjir dan pengelolaan sumber daya air Sungai Bengawan Solo yang sangat melimpah ketika musim hujan.

“Nantinya bisa dimanfaatkan untuk pasokan air irigasi dan kebutuhan air baku wilayah DAS Bengawan Solo yang hilirnya cukup luas,” ungkapnya.

Sementara itu, Isgiyanto dari BBWS Bengawan Solo menjelaskan, bahwa Bendung Gerak Karangnongko mempunyai tampungan 59,1 juta meter kubik. Bendungan ini bisa memberi manfaat untuk mengendalikan banjir dan memberi manfaat untuk irigasi di Kabupaten Bojonegoro.

“Bendung Gerak Karangnongko berpotensi mengairi sawah hingga seluas 5.203 hektare. Sementara untuk manfaat lainnya bisa digunakan untuk pembangkit listrik Pembangkit Listrik Tenaga Mikrohidro (PLTMH), selain tentunya sebagai potensi wisata,” kata Isgiyanto.

Seperti diketahui, Bendung Gerak Karangnongko didesain memiliki 9 pintu air, sisi kanan bisa mengairi irigasi seluas 5.203 hektare di wilayah Kabupaten Bojonegoro. Sementara di sisi kiri sungai bisa mengaliri kebutuhan irigasi untuk lahan seluas 1.747 hektare di wilayah Kabupaten Blora.

Kegiatan PKM II dihadiri diantaranya BBWS Bengawan Solo, Dinas DPU Sumber Daya Air, Bappeda Bojonegoro, Dinas Pekerjaan Umum Sumber Daya Air, Perwakilan DPU Bina Marga dan Penataan Ruang, Dinas Pertanian Bojonegoro, Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Bojonegoro, Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa (DPMD) Bojonegoro,

Hadir pula dalam PKM II BPN Kabupaten Bojonegoro, Perum Jasa Tirta 1, Raymond Valiant Ruritan; Kepala UPT PSDA Wilayah Sungai Bengawan Solo di Bojonegoro, Perhutani Padangan; Camat dan Kepala Desa yang terdampak pembangunan Bendung Gerak Karangnongko.(Lex/red).