Program P3TGAI, Solusi Bagi Petani di Kabupaten Ngawi

Ngawi, Suryanasional.com – Kabupaten Ngawi, Jawa Timur menempati urutan pertama se Jatim ihwal daerah dengan jumlah hasil pertaniannya. Meskipun Ngawi menjadi daerah tapal batas antar provinsi, namun Kabupaten Ngawi saat ini tidak bisa dipandang sebelah mata, terutama dalam disektor pertanian.

Di bawah kepemimpinan Ony Anwar – Dwi Rianto Jatmiko, Kabupaten Ngawi disebut sebagai daerah penyangga swasembada pangan nasional. Hal ini tentunya adanya program serta bantuan baik dari pemerintah daerah maupun pusat, menjadi harapan bagi petani padi Ngawi dalam mengembangkan hasil pertaniannya.

Salah satu program utama Kabupaten Ngawi adalah Program Percepatan Peningkatan Tata Guna Air Irigasi (P3TGAI). Program yang berasal dari Kementerian Kekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) tersebut, terus diupayakan guna mempercepat realisasi program Padat Karya Tunai (PKT) tahun 2020.

Salah satunya adalah yang menjangkau 6.000 lokasi dengan anggaran Rp. 1,35 triliun dan dilaksanakan oleh balai besar, balai wilayah sungai direktorat jenderal (ditjen) sumber daya air di seluruh indonesia.

P3TGAI merupakan pekerjaan pembangunan saluran irigasi tersier yang dikerjakan oleh petani atau penduduk setempat, dengan diberikan upah sehingga menambah penghasilan petani atau penduduk desa, terutama di antara dua musim tanam dan panen. Salah satunya yang ada di Desa Karang Malang, Kecamatan Kasreman, Ngawi.

Sardianto, Kepala Desa Karang Malang, Kecamatan Kasreman, Ngawi mengatakan, bahwa program P3TGAI sangat bermanfaat bagi keberlangsungan pertanian padi yang ada di desanya.

“adanya program tersebut jelas sangat membantu bagi petani di sini, terlebih disini petani cuma bisa menghandalkan air dari waduk bendo. Ya saya sangat bersyukur, bantuan ini bisa turun di desa kami, apali saat ini masih banyak saluran irigasi sawah yang sudah rusak,”tandas dia.

Menurut Sardianto, adanya bantuan saluran irigasi ini sangat diharapkan oleh petani. Hal ini tak lepas keberadaan program tersebut mampu mampu mempengaruhi hasil panen petani padi.

“sekali lagi saya berharap, program ini akan terus berlanjut. Karena program ini ikut membantu petani dalam meraih hasil panen yang maksimal. Dan di desa saya, panjangnya 300 meter dan sudah sesuai dengan rab,”imbuh dia.

Program P3TGAI ini dilaksanakan dengan metode swakelola – pola pemberdayaan – partisipatif – padat karya dengan anggaran Rp 225 juta per titiknya. Sementara anggaran untuk pembangunan fisik sebesar 87% atau 195 juta rupiah. Sedangkan pendampingan oleh perkumpulan petani pemakai air (P3A) sebesar 13% atau 30 juta rupiah, sehingga kegiatan ini mampu menciptakan penyerapan tenaga kerja.(Fir/red).