Warga Papua Di Duga Makar Di Surabaya

Editor:Tri Karyono|Reporter:Budi Raharto

Suryanasional.com|Surabaya,-Rencananya, Aliansi Mahasiswa Papua itu akan meneruskan long march ke Gedung Negara Grahadi, Jalan Gubernur Suryo. Namun karena di halaman Grahadi sedang berlangsung upacara peringatan Hari Korpri, langkah pengunjuk rasa dihadang polisi di Jalan Pemuda. Kendaraan taktis lapis baja penyemprot air juga disiagakan.

Massa tandingan yang datang dari Pemuda Pancasila, Forum Komunikasi Putra-Putri TNI/ Polri, Himpunan Putra-Putri Angkatan Darat, dan komunitas pencak silat, berupaya merangsek, namun polisi melakukan penyekatan jarak agar mereka tidak terlibat bentrok. Peserta aksi dari Kader Pemuda Pancasila mengatakan, bahwa aksi Aliansi Mahasiswa Papua dengan mengusung isu Papua merdeka, sudah menyuarakan separatisme.

“Aksi yang mengatasnamakan Aliansi Mahasiswa Papua (AMP) jelas-jelas aksi makar , Ormas Pemuda Pancasila turun mencegah karena aksi tersebut telah melukai warga surabaya yg mana surabaya ini kota damai. Dan aksi ini sebenarnya harus di bubarkan oleh aparat TNi dan POLRI bukan di fasilitasi untuk aksi,” ujar Haji Baso Juherman,SP.SH Sekretaris Ormas Pemuda Pancasila.

Baso menambahkan,”PP ikut aksi sebagai solidaritas sebagai warga kota surabaya yang cinta NKRI dan Bhineka tunggal ika, dan perlu diketahui kawan-kawan mahasiswa papua yang minta referendum ini perlu di pertanyakan, sepertinya aksi mereka tidak murni dan ada orang-orang yang berkepentingan di belakang aksi ini dan anehnya di Papua sendiri damai-damai saja,” tambahnya.

Kami sayangkan aksi sparatis Aliansi Mahasiswa Papua dibiarkan oleh pihak Kepolisian dan TNI, padahal itu sudah nyata aksi makar, seharusnya pihak Polisi dan TNI membubarkan aksi tersebut,” ujarnya.

Lanjut, peserta aksi dari Pemuda Pancasila, menyayangkan bahwa aksi Aliansi Mahasiswa Papua, terkesan ada pembiaran, “kenapa aksi tersebut dibiarkan berorasi dengan menghina Ideologi Pancasila sebagai Ideologi kerdil, ini makar cak, bahkan mereka berteriak Indonesia adalah penjajah Papua, Papua bukan Merah Putih, Papua adalah Bintang Kejora dan itu diteriakkan berkali-kali, namun tetap dibiarkan,” pungkasnya.

Aparat Keamanan TNI-Polisi untuk memulangkan Warga Papua yang berdomisili di beberapa daerah diluar Surabaya. Warga papua ini setelah dilakukan pendataan di Mapolresrabes, ternyata bukan mahasiswa. Ternyata Warga Papua yang diduga melakukan tindakan Makar di kota Pahlawan adalah warga Papua Asli bukan Mahasiswa.

Warga Papua di pulangkan ke domisili masing-masing, agar bertujuan Surabaya Kondusif, mereka dipulangkan dari Jl. Kalasan no.12 menuju daerah diluar Surabaya, Minggu, (2/12/18) pada pukul 19.30.

Kami tidak mau Surabaya rusuh atau terjadi gesekan antara Warga Papua yang makar dengan Pemuda Pancasila dan sejumlah Ormas, ” Tuturnya.

Warga Papua yang kami pulangkan sejumlah 233 orang, mereka kami data dan di pulangkan, sebab yang pulang ini bukan Mahasiswa, tapi orang Papua yang diduga melakukan Makar di Jl. Kalasan no.12, Tambaksari, Surabaya.”

Dalam Pemulangan warga Papua ini mendapat pengawalan ketat dari jajaran Polrestabes Surabaya hingga sampai tujuan masing-masing.

Jadi Kalau tidak ada pemulangan paksa ini takut terjadi hal-hal yang tidak diinginkan, ya jika mereka kembali ke Surabaya dan melakukan perbuatan yang sama akan kami tindak sesuai prosedur hukum. Ya harapannya dalam menjelang Natal dan Tahun Baru serta Tahun Politik 2019, Kota Surabaya Aman, terkendali dan kondusif tanpa ada keributan lagi.