Bersama PEPC, Paratazkia Gelar Simulasi Penanganan Kegawatdaruratan

Bojonegoro, suryanasional.com – Guna meningkatkan kesiapsiagaan bencana, Paratazkia bersama PT Pertamina EP Cepu (PEPC) menggelar simulasi penanganan kegawatdaruratan yang diikuti 4 Desa dari 3 Kecamatan yang tergabung dalam Desa Siaga Bencana yang meliputi dari Desa Bandungrejo Kecamatan Ngasem, Desa Dolokgede Kecamatan Tambakrejo, serta Desa Kaliombo dan Desa Pelem Kecamatan Purwosari mengikuti simulasi penanganan kegawatdaruratan di Balai Desa Pelem Kecamatan Purwosari, Kamis (06/01/2022).

Simulasi penanganan kegawatdaruratan salah satu program dari PT Pertamina EP Cepu (PEPC) ini melibatkan beberapa unsur, diantaranya Perangkat Desa, Kecamatan, BPBD, Dinas Pemadam Kebakaran, Dinas Kesehatan, Linmas serta unsur yang lainnya. Simulasi tersebut menggambarkan adanya informasi terkait banjir bandang di sebuah lokasi akibat curah hujan yang tinggi.

Tim gabungan yang mendapatkan laporan dari warga kemudian langsung melaksanakan apel untuk turun ke lokasi banjir bandang guna melakukan penanganan dan evakuasi korban yang mengalami luka-luka serta korban meninggal dunia. Di sebuah lokasi bencana, petugas gabungan mengevakuasi korban menggunakan kendaraan ambulan untuk dibawa ke posko bencana. Kemudian di posko bencana, korban yang mengalami luka-luka diberikan penanganan medis oleh tenaga medis. Selain itu, simulasi ini juga menggambarkan adanya laporan kebakaran rumah akibat konsleting listrik. Petugas Damkar yang mendapat laporan langsung ke lokasi kejadian guna memadamkan kobaran api.

Manager JTB Site Office & PGA PT Pertamina EP Cepu Zona 12, Edy Purnomo menjelaskan, kegiatan ini merupakan salah satu wujud komitmen dan perhatian dalam hal kejadian bencana alam. Untuk itu, pihaknya menyelenggarakan simulasi tanggap bencana dengan menggandeng 4 Desa dari 3 Kecamatan dengan tujuan supaya jika terjadi bencana bisa memberikan penanganan lebih cepat. Selain itu, kegiatan ini sebagai bentuk mitigasi bencana dan membantu masyarakat yang terdampak bencana.

“Kami berusaha untuk komitmen dengan kejadian-kejadian alam sehingga kami bekerjasama dengan teman-teman paratazkia menyelenggarakan simulasi penanganan kegawatdaruratan dengan tujuan meningkatkan ketanggapan ketika terjadi bencana,” ucapnya.

Sementara, Manager Program Paratazkia, Sudalhar mengungkapkan simulasi penanganan kegawatdaruratan ini untuk memberikan edukasi berupa pembelajaran dan pelatihan siaga bencana. Hal ini untuk lebih meningkatkan kesiapsiagaan. Sehingga jika terjadi bencana, tim gabungan sudah siap secara menyeluruh.

“Kegiatan ini memberikan edukasi berupa pembelajaran, pelatihan tentang simulasi siaga bencana. Kegiatan simulasi ini untuk melihat bagaimana tim reaksi cepat merespon dan tim evakuasi melakukan tugas ketika adanya bencana banjir bandang, kebakaran akibat konsleting listrik maupun bencana alam lainnya,” ungkapnya.

Menurutnya, penanggulangan bencana tidak bisa hanya dilakukan oleh pemerintah, namun perlu keterlibatan langsung masyarakat, swasta dan instansi terkait lainnya.

“Untuk itu diharapkan melalui kegiatan tersebut seluruh elemen masyarakat bisa melakukan koordinasi dalam membangun kesiapsiagaan berbagai kemungkinan terjadinya bencana, terutama penanganan banjir yang sering terjadi,” imbuh Sudalhar.

Sementara BPBD Kabupaten Bojonegoro menyampaikan ucapan terima kasih kepada pihak pelaksana yang sudah menyelenggarakan simulasi penanganan kegawatdaruratan. Kegiatan simulasi tersebut sebagai perwujudan dari pentahelix kebencanaan yaitu kolaborasi antara pemerintah, masyarakat, akademisi, media massa dan dunia usaha dalam berespon terhadap bencana.

“Secara tegas kami selaku BPBD Bojonegoro mendukung pelatihan seperti yang digelar oleh PEPC bersama elemen masyarakat ini. Dengan kegiatan seperti ini dapat mengedukasi warga masyarakat untuk selalu waspada dalam menghadapi situasi-situasi yang darurat,” ucap Eko Susanto, Kepala Seksi Kesiapsiagaan dan Pencegahan Bencana BPBD Bojonegoro pada sambutannya. (Lex/Red)