Gelar Buka Puasa Klenteng Cokro Dengan Warga Sekitar

Editor:Tri Karyono| Reporter: Anto

Suryanasional.com|Surabaya,’ Setiap hari Jumat selama bulan Ramadan 1440 Hijriah ini, pengurus Kelenteng Hong San Ko Tee, Surabaya, menggelar buka puasa bersama ratusan warga yang tinggal di sekitar klenteng. Kegiatan yang menjadi agenda rutin ini, sebagai bentuk toleransi beragama.

“Kami ingin berbagi sedikit kebahagiaan dengan warga kurang mampu yang tinggal di sekitar klenteng, dengan menggelar buka puasa bersama. Kegiatan ini kami gelar setiap hari Jumat selama bulan Ramadan,” ujar Sudiman, salah satu pengurus klenteng Hong San Ko Teen, atau biasa dikenal sebagai Klenteng Cokro, Jumat (10/5/2019).

Setiap hari Jumat, pengurus Klenteng Cokro menyediakan sekitar 500 nasi bungkus & makanan Takjil, untuk dibagikan kepada warga sekitar.

“Beberapa hari sebelum puasa, kami juga mengadakan baksos pembagian sembako. Karena kami ingin berbagi dengan saudara-saudari Muslim kami di sekitar sini, yang menjalankan ibadah puasa,” tambahnya.

Menurut Sudiman, kegiatan sosial setiap bulan Ramadan ini, telah digelar sejak era reformasi. Pengurus tempat ibadah Tridharma ini, bekerja sama dengan RT/RW setempat untuk mendata warga kurang mampu di sekitar kawasan klenteng.

“Kegiatan ini merupakan upaya kami, selaku pengurus dan jemaat kelenteng untuk menjalin silaturahim di antara etnis, ras, dan agama yang berbeda. Sebab kami juga ingin membuka diri kepada masyarakat luas. Dulu orang luar itu sepertinya takut masuk ke lingkungan kelenteng. Rasanya seperti sesuatu yang sangat asing. Tapi setelah sering mengadakan bakti sosial & buka bersama, kita jadi semakin akrab dengan warga sekitar sini. Nah, kebersamaan inilah yang ingin kita perkuat selama bulan Ramadan,” pungkas Sudirman.

Warga mulai anak-anak hingga lansia sejak pukul 16.30 sudah memenuhi halaman kelenteng yang berlokasi di tengah kota Surabaya itu. Sekitar 10 menit menjelang azan Maghrib, mereka antre dengan tertib untuk mendapatkan makanan untuk berbuka puasa. Ada yang langsung menimatinya di halaman kelenteng, tapi banyak pula yang membawa pulang ke rumah masing-masing.