Jagong Gayeng Belajar Perdalam Filosofi Rasa, Ini Pesan Budayawan Sujiwo Tejo

Bojonegoro,Suryanasional.com – Pemerintah Kabupaten Bojonegoro melalui Dinas Kebudayaan dan Pariwisata kembali mengajak belajar bareng memperdalam filosofi rasa, yang dikemas dalam Jagong Gayeng bersama Budayawan Legendaris Sujiwo Tejo.

Acara bertempat di Halaman Pendopo Kecamatan Gayam Kabupaten Bojonegoro. Sabtu (19/08/2023) malam selain dihadiri Bupati Bojonegoro Anna Mu’awanah, hadir pula Ketua dan wakil DPRD beserta seluruh anggota DPRD, seluruh kepala OPD, seluruh Camat, seluruh Kades di Kecamatan Gayam, perwakilan ketua partai, tokoh agama, para budayawan, seniman serta para rekan media.

Jagong Gayeng bertemakan “Budaya Rasa Melu Handarbeni” ini berlangsung khidmat, membuat semua yang hadir larut dalam suasana yang menggugah rasa. Pesan agar masyarakat Bojonegoro terus memperkuat budaya Melu Handarbeni tersirat kuat dari petuah-petuah yang disampaikan Sujiwo Tejo.

Acara berlangsung meriah, dengan lantunan suara Sujiwo Tejo yang menggetarkan jiwa kala menyuguhkan tembang andalan yaitu Utang Roso, Sugih Tanpa Bondo, Ingsun, dan Anyam-anyaman Nyaman. Peserta merasakan sugesti yang kuat untuk menemukan makna rasa dari sudut pandang masing-masing.

Bupati Bojonegoro Anna Mu’awanah dalam pembukanya menjelaskan latar belakang diselenggarakannya acara ini jauh dari pusat kota, yaitu di Kecamatan Gayam dengan pertimbangan agar kegiatan-kegiatan besar tidak hanya terpusat di perkotaan. Sehingga, khususnya para tamu undangan bisa lebih mengenal perkembangan dan kemajuan sudut-sudut wilayah Bojonegoro yang lain.

“Kita smua ke sini untuk luru ilmu, luru pengetahuan, bersama-sama mendapatkan manfaat dari kegiatan ini dengan belajar ilmu pengetahuan, filsafat pemikiran dan segala hal petuah-petuah yang baik melalui diskusi malam ini,” ucap Bupati Anna.

Dalam jagong gayeng ini, Sujiwo Tejo menilai bahwa Bupati Anna telah membangun Bojonegoro dengan harapan. Menurut Mbah Sujiwo Tejo harapan inilah yang menjadikan seseorang bisa bertahan hidup.

“Tetapi perlu diingat pula bahwa harapan juga menjadi sumber kekecewaan. Mengingat jika apa yang dirasakan, apa yang diperoleh, dalam realitanya tidak sesuai harapan,” ujarnya.

Sujiwo Tejo juga berpesan agar warga merasa bangga memiliki Bojonegoro. Dia mendorong seluruh aspek masyarakat menumbuhkan dan memperkuat rasa untuk berjuang dan mengutamakan kepentingan bersama demi kemajuan Bojonegoro.

“Bukan cenderung mengedepankan diri sendiri. Bukan bersikap, untuk aku bagaimana,” imbuhnya.

Sujiwo Tejo juga juga menegaskan khususnya bagi warga Bojonegoro untuk “Mulat Sarira Hangrasa Wani, Rumangsa Melu Handarbeni, Wajib Melu Angrungkebi”. Artinya, berani mawas diri, merasa ikut memiliki dan wajib ikut menjaga/membela.(red/lek).