Pemkab Bojonegoro Berencana Realisasikan Pembangunan Waduk Pejok di Tahun 2022

Bojonegoro, Suryanasional.com – Pemkab Bojonegoro melakukan Sosialisasi Lahan Terdampak Rencana Pembangunan Waduk Pejok dan Pengelolaan Daerah Aliran Sungai (DAS) Secara Terpadu, di Balai Desa Pejok, Kecamatan Kepohbaru, Kabupaten Bojonegoro, Sabtu (31/10/2020).

Pembangunan Waduk Pejok rencananya akan direalisasikan tahun 2022. Waduk Pejok ini merupakan upaya Pemkab Bojonegoro dalam meningkatkan kedaulatan pangan.

Bupati Bojonegoro Anna Muawanah menyampaikan, sebuah arah pembangunan adalah dalam upaya meningkatkan taraf hidup masyarakat. Menurutnya diperlukan sinergitas antara pemerintah dan masyarakat.

“Dibutuhkan sinergitas antara Pemerintah dan masyarakat. Kedua pihak harus saling mendukung. Dari perspektif ekonomi, percepatan pembangunan Waduk Pejok ini tentu akan sangat memberi manfaat bagi warga, terutama di wilayah Bojonegoro bagian timur,,” kata Anna Mu’awanah

Dia menambahkan, di wilayah bagian selatan sudah ada Waduk Pacal. Untuk di wilayah tengah sudah ada Waduk Gongseng yang akan segera diresmikan tahun depan. Sementara di wilayah utara ada Bengawan Solo.

“Secara otomatis Waduk Pejok nantinya bisa meningkatkan mata pencaharian warga, meningkatkan produktifitas. Hasil panen yang tadinya setahun tanam dua kali, nantinya bisa menjadi tiga kali tanam dengan luasan 5700 ha lahan pertanian bisa terairi,” kata Anna Mu’awanah.

Dijelaskannya, tahun 2022 nanti, Pembangunan Waduk Pejok segera bisa dilakukan. Hal ini penting agar warga juga segera merasakan manfaatnya. Begitu pula terkait proses pembebasan lahan terdampak maupun AMDAL diharapkan bisa terlaksana dengan baik dan lancar.

Sementara itu Kepala Dinas Pekerjaan Umum Sumber Daya Air (DPU-SDA) Kabupaten Bojonegoro, Tedjo Sukmono dalam laporannya menyampaikan, ‘Sosialisasi Lahan Terdampak Rencana Pembangunan Waduk Pejok Dan Pengelolaan DAS Secara Terpadu ini merupakan tahap awal pelaksanaan pembangunan Waduk Pejok.

“Ini merupakan tahap awal rencana realisasi pembangunan Waduk Pejok. Nantinya juga akan melalui beberapa tahapan seperti studi LARAP (Land Lqusition Resetlement Action Plan) untuk mengetahui secara detail luasan lahan yang terdampak serta perkiraan harga tanah yang nanti akan melibatkan tim appraisal dan AMDAL.

Menurut Tedjo, kedua tahapan tersebut selanjutnya akan diajukan karena bagian dari syarat dalam mendapatkan recount text dari BBWS (Balai Besar Wilayah Sungai Bengawan Solo.

Halbini, lanjut Tedjo, karena Waduk Pejok merupakan Wilayah daerah Bengawan Solo. Dari hasil review desain yang dilakukan BBWS Bengawan Solo pada tahun 2015, untuk Desa Kendung meliputi 8 Dusun wilayah terdampak, Desa Kesongo 9 Dusun, dan Pejok 6 Dusun.

“Dengan rencana di bangunnya Waduk Pejok ini, dihararapkan nantinya wilayah Kephbaru sudah tidak lagi banjir. Selain itu juga bisa mensejahterakan petani. Begitu pula bagi Warga Kendung dan Kesongo akan semakin berdaya guna denagn memanfaatkannya sebagai potensi obyek wisata.

Seperti diketahui, pembangunan Waduk Pejok ini memang sudah ada sejak jaman penjajahan Belanda. Lokasi Waduk Pejok ada di perbatasan dua kabupaten, yakni Bojonegoro dan Lamongan.

Luas genangan waduk berkisar 147 ha yang mampu menampung volume air efektif 3.83 juta m³ yang akan memiliki fungsi sebagai irigasi, air baku air minum, dan peredaman banjir. Ada empat wilayah desa terdampak diantaranya Desa Pejok Kecamatan Kepohbaru, Desa Kendung dan Kesongo Kecamatan Kedungadem Kabupaten Bojonegoro, dan Desa Talunrejo Kecamatan Bluluk Kabupaten Lamongan.

Sementara dalam sosialisasi ini, hadir diantaranya Sekda, Perwakilan Balai Besar Wilayah Sungai Bengawan Solo, Perwakilan BPN, Asisten II, Kepala Bappeda, Kepala Dinas PU SDA, Forkopimcam Kedungadem, Kepohbaru, Kades Pejok, Kendung, Kesongo, serta perwakilan warga terdampak.(Lex/red).