Perawat Anastesi Lulus Pelatihan Diatas Tahun 2013 Tergabung Dalam HIPANI

Editor: Tri Karyono | Reporter: Budi Raharto

Smemberiuryanasional.Com| Surabaya,-Bagi perawat anastesi yang lulus pelatihan diatas tahun 2013 mereka otomatis tergabung dalam Himpunan Perawat Anastesi indonesia ( Himpunan Perawat Anastesi Indonesia) Sedangkan kelulusan pelatihan dibawah tahun 2013.

Mereka dipersilahkan memilih, bergabung ke Hipani atau ke IPAI (Ikatan Penata Anestesi Indonesia)
Begitulah kata Ketua umum DPP HIPANI Waryono, SIP,SKp, M.Kes disela pelatihan Asuhan Keperawatan Anestesi Dalam Implentasi Nyeri Perioperatif, rabu 24/10 /2018 di Surabaya

menyikapi soal yang banyak dikeluh kesahkan oleh para perawat Anastesi di seluruh Indonesia. Ia mengaku tentang memberi pilihan tentang dibawah tahun 2013, hal tersebut setelah dirinya berkonsultasi pada biro hukum.

Ketua umum DPP HIPANI Waryono, SIP,SKp, M.Kes

Namun, Lebih lanjut Waryono mengingatkan pada seluruh perawat anastasi Indonesia harus diketahui bahwa lahirnya Hipani merupakan hal penting sebagai salah satu badan kelengkapan PPNI untuk menghimpun perawat anestesi dalam meningkatkan profesionalisme perawat.”

Himpunan Perawat Anestesi Indonesia (HIPANI) bertujuan meningkatkan profesionalisme dan kompetensi perawat anestesi. Hipani merupakan organisasi himpunan keseminatan bagian badan kelengkapan Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI).

“Sesuai amanah UU Keperawatan No. 38 Tahun 2014, AD ART PPNI serta sesuai dengan SK DPP PPNI No.078/DPP.PPNI/SK/K.S/XII/2016 tentang pengesahan dan pengakuan HIPANI sebagai badan kelengkapan Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI).” jelasnya .

Sebagai bentuk implementasinya lanjut Waryono Hipani akan rutin menggelar kegiatan ilmiah baik berupa Seminar maupun Workshop demi wujudkan perawat yang kompeten, berkarakter, dan profesional. Tentu yang untuk memberikan pemahaman yang seragam mengenai kredensialing perawatan anestesi, penetapan jenjang klinik yang sebenarnya di lingkup perawatan anestesi, memajukan ilmu dibidang anestesi dan upaya mengupgrade ilmu keperawatan.

” Pelatihan kali ini merupakan angkatan pertama ditahun 2018, ditahun depannya angkatan ke 2 dan ketiga nantiya juga akan diselenggarakan di Surabaya. Kenapa Surabaya, selain jumlah perawat Anastesinya yang banyak, para pakar dibidang Anastesi pun banyak dikota ini.” tuturnya

Waryono berpesan, inilah yang membedakan Hipani dengan IPAI yang telah membuat banyak perawat anastesi kebingungan. Bahwa Hipani akan senantiasa up grade pengetahuan dan melakukan sertifikasi perawat anastesi. “Kita berharap dengan hal ini semua, perawat anestesi dimanapun berada dapat meningkatkan dan mengembangkan potensi diri sesuai dengan regulasi yang ada serta tahu dimana ia harus bernaung untuk menentukan jenjang karirnya.”ujarnya
Sebelumnya Kepala dinas Kesehatan Jawa Timur Dr. dr Kohar Hari Santoso. Sp.An. KIC. KAP, yang ikut membuka Pelatihan yang berlangsung selama lima hari ini, mengatakaþn bahwa Anastesiologi tidak bisa berdiri sendiri, ada team yang harus bisa bekerja bersama.
Oleh karena itu, Soal polemik ini memang menjadi hal yang cukup membingungkan, khususnya perawat anastesi. Namun ia berharap jangan sampai hal inimengakibatkan pelayanan anastesi menjadi terangangu. ” Di Rumah Sakit ada Komite keperawatan, soal pembinaan etik dan disiplin tenaga keperawatan, serta menjamin mutu pelayanan kesehatan dan melindungi keselamatan pasien, komite keparawatan tentunya akan sangat berperan dalam hal ini.” pungkasnya.