Puluhan Ribu KPM Sidoarjo akan Terima Bantuan Pangan Cadangan Beras dari Provinsi Jatim

Sidoarjo, Suryanasional.com86.720 Keluarga Penerima Manfaat (KPM) di Kabupaten Sidoarjo akan menerima bantuan pangan cadangan beras Provinsi Jawa Timur tahap II tahun ini. Jumlah KPM tersebut mengalami penurunan dibanding bantuan tahap I sekitar 5 ribu KPM. Bantuan pada tahap pertama kemarin terdapat 92 ribu KPM Sidoarjo yang memperoleh bantuan.

“Penerimanya sama dengan yang kemarin namun ada penurunan karena hasil verifikasi KPM dari Kementerian Sosial,” kata Kepala Dinas Sosial Sidoarjo Ahmad Misbahul Munir.

Misbah berharap penyaluran bantuan pangan cadangan beras tahap kedua kali ini berjalan lancar seperti tahap sebelumnya. Bantuan akan segera disalurkan kesetiap desa setelah diterima Kabupaten Sidoarjo. Dengan begitu 86.720 KPM Sidoarjo dapat segera menikmatinya.

“Bantuan pangan cadangan beras tahap pertama kemarin berjalan lancar, seratus persen tersalurkan, mudah-mudahan penyaluran bantuan tahap kedua kali ini juga sama lancarnya,” katanya.

Seperti diketahui, Bantuan pangan cadangan beras Provinsi Jawa Timur tahap II mulai di salurkan. Bantuan tersebut di launching Gubernur Jawa Timur Hj. Khofifah Indar Parawansa di Bulog Kantor Cabang Surabaya Utara di Kecamatan Buduran, Rabu, (13/9/2023).

Terdapat 3,2 juta Keluarga Penerima Manfaat (KPM) di Jawa Timur yang akan memperolehnya. Mereka memperoleh 10 kg beras setiap bulannya selama tiga bulan. Mulai bulan September, Oktober dan November. Di Kabupaten Sidoarjo sendiri terdapat 86.720 KPM.

Gubernur Jawa Timur Hj. Khofifah Indar Parawansa mengatakan 34 ribu ton beras akan di distribusikan setiap bulannya. Pendistribusian dilakukan di bulan September, Oktober dan November. Dengan demikian terdapat 102.000 ton beras yang disalurkan kepada 3,2 juta KPM di seluruh Jawa Timur.

“Kita berharap bahwa ketika hari ini mulai didistribusikan 34 ribu ton untuk 3,2 juta KPM, maka akan memberi bantalan sosial bagi KPM dan sekaligus bisa memberi penetrasi harga beras di pasar terutama untuk beras dengan kualitas medium,”ucapnya

Gubernur Hj. Khofifah mengatakan kenaikan harga beras diatas Harga Eceran Tertinggi (HET) terjadi disemua wilayah Indonesia. Faktornya karena kenaikan harga Gabah Kering Giling (GKG) dan harga Gabah Kering Panen (GKP). Oleh karenanya harga beras di penggilingan sudah diatas HET. Namun harga beras premium dan medium di Jatim masih berada di tengah-tengah. Beras medium harganya dikisaran Rp. 11.300 per kg.

“Itulah yang menyebabkan end produknya yaitu beras dipasar sudah diatas HET,” katanya.

Gubernur Jawa Timur Hj. Khofifah Indar Parawansa juga menyampaikan bahwa sebenarnya terdapat 3,4 juta KPM di Jatim yang menerimanya. Namun 200 ribu KPM masih dalam proses verifikasi. Ia berharap proses verifikasi dari kementerian Sosial tersebut cepat selesai. Dengan begitu mereka dapat segera menerima bantuan beras tersebut.

“Sesungguhnya total ada 3,4 juta KPM namun yang 200 ribu masih dalam proses verifikasi, mudah-mudahan bisa segera selesai sehingga mereka juga bisa mendapatkan hak mereka,” katanya.(Attar/red).